Wall Street Ceria Jelang Libur Natal, Dow dan S&P 500 Cetak Rekor Penutupan
Thursday, December 25, 2025       04:42 WIB
  • Wall Street naik, Dow & S&P 500 cetak rekor jelang libur Natal.
  • Penguatan ditopang saham AI dan data ekonomi AS yang solid.
  • Pasar berharap "Santa Claus rally" berlanjut.

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street menguat, Rabu, dengan indeks Dow dan S&P 500 mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa dalam reli luas pada sesi yang dipersingkat menjelang libur Natal. Kenaikan ini memperpanjang tren positif pasar di tengah volume transaksi yang relatif tipis.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 288,75 poin atau 0,60% menjadi 48.731,16, S&P 500 bertambah 22,26 poin atau 0,32% jadi 6.932,05, sementara Nasdaq Composite Index meningkat 51,46 poin atau 0,22% ke posisi 23.613,31, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Rabu (24/12) atau Kamis (25/12) dini hari WIB.
Pasar saham Amerika Serikat akan tutup pada sesi Kamis untuk libur Natal.
Volume perdagangan tercatat jauh di bawah rata-rata. Total transaksi di bursa Wall Street mencapai 7,61 miliar saham, dibandingkan rata-rata 16,21 miliar saham dalam 20 hari perdagangan penuh terakhir. Meski demikian, ketiga indeks utama berhasil membukukan kenaikan untuk sesi kelima berturut-turut.
Penguatan pasar dalam beberapa hari terakhir sebagian didorong oleh rebound saham-saham terkait kecerdasan buatan (AI), setelah sebelumnya tertekan akibat kekhawatiran valuasi yang terlalu tinggi dan belanja modal besar yang berpotensi menekan laba. Di sisi lain, data ekonomi terbaru menunjukkan ketahanan ekonomi Amerika Serikat masih solid, sehingga menopang sentimen investor.
Pasar masih memperkirakan penurunan suku bunga acuan Federal Reserve sekitar 50 basis poin tahun depan. Namun, peluang pemangkasan suku bunga pada Januari dinilai kecil, berdasarkan FedWatch Tool CME Group.
Data yang dirilis Rabu memperlihatkan klaim awal tunjangan pengangguran AS secara tak terduga menyusut pekan lalu, memperkuat gambaran pasar tenaga kerja yang tetap kuat.
"Imbal hasil obligasi relatif terkendali dan volume memang ringan, tetapi isu-isu utama masih sama--AI tetap kuat dan ada pembicaraan positif seputar model-model baru dari OpenAI dan Meta yang bisa kembali mengerek antusiasme pasar," ujar Tim Ghriskey, analis Ingalls & Snyder, New York.
Dia menambahkan, peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat masih sangat kecil, setidaknya hingga ada dinamika baru di kepemimpinan the Fed.
Saham Micron Technology melonjak 3,8% dan ditutup pada rekor tertinggi USD 286,68, melanjutkan reli setelah perusahaan merilis proyeksi kinerja yang kuat pekan lalu.
Saham perbankan juga menopang pasar, dengan sektor keuangan menjadi salah satu yang berkinerja terbaik di antara 11 sektor S&P 500, naik 0,5%. Sektor energi menjadi satu-satunya sektor yang berakhir di zona negatif.
Kenaikan pasar saham AS menjelang akhir tahun ini kembali memunculkan harapan terjadinya "Santa Claus rally", fenomena musiman ketika S&P 500 cenderung menguat pada lima hari perdagangan terakhir tahun berjalan dan dua hari pertama Januari. Periode tersebut dimulai Rabu dan berlangsung hingga 5 Januari.
Sepanjang tahun ini, pasar saham AS bergerak sangat fluktuatif, dipengaruhi isu tarif, kekhawatiran valuasi tinggi pada saham teknologi dan AI, serta perubahan cepat ekspektasi suku bunga.
Indeks volatilitas Wall Street, yang kerap disebut sebagai "fear gauge", bertahan di level yang terakhir terlihat pada Desember 2024. Pada sesi ini, indeks VIX ditutup turun 3,79% atau 0,53 poin jadi 13,47.
Meski volatilitas meningkat, tren pasar bullish yang dimulai sejak Oktober 2022 tetap terjaga. Optimisme terhadap perkembangan AI, potensi pelonggaran kebijakan moneter, dan ketahanan ekonomi mendukung sentimen, dengan ketiga indeks utama berada di jalur untuk mencatat kenaikan tahunan ketiga berturut-turut.
Ke depan, perhatian pasar global juga tertuju pada potensi pengganti Chairman Fed Jerome Powell. Presiden Donald Trump menyatakan, siapa pun yang tidak sejalan dengannya "tidak akan pernah menjadi ketua the Fed", komentar yang menambah unsur ketidakpastian kebijakan moneter ke depan.
Pada level saham individual, Nike melambung 4,6% setelah CEO Apple Tim Cook, yang juga merupakan direktur independen utama Nike, membeli saham perusahaan tersebut senilai USD3 juta.
Sebaliknya, Intel turun 0,5% menyusul laporan bahwa Nvidia menghentikan pengujian produksi chip menggunakan proses manufaktur 18A milik Intel.
Saham Dynavax Technologies meroket 38,2% setelah raksasa farmasi Prancis Sanofi mengumumkan rencana akuisisi produsen vaksin asal AS tersebut senilai USD2,2 miliar. Saham Sanofi yang tercatat di AS naik tipis 0,1%.
Jumlah saham yang naik mengungguli yang turun dengan rasio 2,37 banding 1 di Bursa Efek New York ( NYSE ) dan 1,63 banding 1 di Nasdaq.
Indeks S&P 500 mencatat 22 saham mencapai level tertinggi baru dalam 52 minggu dan dua saham mencetak level terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 56 saham di level tertinggi baru dan 160 saham di level terendah baru. (Reuters/Investing/CNBC/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Nike (4,64%)
-Merck & Co (1,34%)
-Walt Disney (1,11%)
Saham berkinerja terburuk
-Nvidia (-0,32%)
-Chevron (-0,01%)
-Cisco (0,00%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Nike (4,64%)
-Micron (3,77%)
-Target (2,36%)
Saham berkinerja terburuk
-Carnival Corp (-1,30%)
-EQT (-1,16%)
-ServiceNow Inc (-1,15%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Sobr Safe (82,31%)
-Omeros (75,54%)
-AlphaVest Acquisition (47,94%)
Saham berkinerja terburuk
-Picocela ADR (-35,53%)
-Work Medical Technology (-32,92%)
-Vivakor (-25,32%)

Sumber : Admin