Wall Street Ceria Seiring Kejatuhan Harga Minyak Didorong Asa Gencatan Senjata
Tuesday, June 17, 2025       04:26 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir di zona hijau, Senin, karena harga minyak merosot setelah serangan Israel-Iran tidak berdampak pada produksi dan ekspor minyak mentah, meredakan kekhawatiran investor tentang potensi harga energi yang lebih tinggi untuk memicu inflasi.
Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 317,30 poin, atau 0,75%, menjadi 42.515,09, S&P 500 naik 56,14 poin, atau 0,94%, menjadi 6.033,11 dan Nasdaq Composite Index melonjak 294,39 poin, atau 1,52%, menjadi 19.701,21, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Senin (16/6) atau Selasa (17/6) pagi WIB.
Nasdaq mencatat kenaikan persentase harian terbesar sejak 27 Mei.
Harga minyak mentah turun lebih dari 1% karena harapan gencatan senjata antara Israel dan Iran akan segera terjadi setelah serangan rudal selama berhari-hari, ketika Teheran meminta Presiden AS Donald Trump untuk memaksakan gencatan senjata dalam perang udara yang berlangsung selama empat hari, sementara Perdana Menteri Israel mengatakan negaranya berada di "jalan menuju kemenangan."
Harga minyak melonjak lebih dari 7% pada sesi Jumat setelah Israel mulai mengebom Iran.
Teheran meminta Qatar, Arab Saudi, dan Oman untuk menekan Trump agar menggunakan pengaruhnya terhadap Israel guna menyetujui gencatan senjata segera, sebagai imbalan atas fleksibilitas Iran dalam negosiasi nuklir, sumber mengatakan kepada  Reuters. 
"Kartu liar sebenarnya adalah apa yang akan terjadi pada harga minyak...setiap pergerakan geopolitik kecil dapat memiliki dampak yang cukup besar pada sektor itu dan juga pada ekonomi ini," kata George Young, Manajer Portofolio Villere & Co di New Orleans.
"Kasus yang membuat konsumen mengulur waktu dan saraf mereka tentang inflasi dan tidak berbelanja, yah, itu akan berdampak langsung pada laporan keuangan, tidak peduli sektor ekonomi mana yang Anda investasikan."
Investor juga menunggu keputusan kebijakan moneter Federal Reserve, Rabu, ketika perumus kebijakan secara luas diprediksi mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Pasar uang sebagian besar memperkirakan the Fed tidak akan memangkas suku bunga hingga September, memprediksi peluang 61,1% untuk pemotongan setidaknya 25 basis poin, menurut data LSEG .
"Suku bunga masih lebih tinggi sehingga agak sulit untuk dipahami karena mungkin pasar masih mengantisipasi inflasi," kata Jack Ablin, Chief Investment Officer Cresset Capital di Chicago.
"Jika tidak ada yang lain, hanya ketidakpastian yang meningkat, dikombinasikan dengan tarif mungkin membuat the Fed tidak mengambil tindakan."
Data ekonomi pekan ini mencakup penjualan ritel bulanan, harga impor, dan klaim pengangguran mingguan.
Teknologi dan jasa komunikasi memimpin kenaikan sektor S&P, sementara utilitas menbukukan kinerja terburuk.
Indeks Philadelphia SE Semiconductor melambung 3,03%, dipimpin lonjakan 8,81% saham Advanced Micro Devices setelah Piper Sandler menaikkan target harganya pada pabrikan chip tersebut.
UPS dan FedEx masing-masing menguat 1,1% setelah Trump Organization meluncurkan jaringan seluler bermerek sendiri, yang dijuluki Trump Mobile, dan menyebut perusahaan tersebut sebagai mitra pengiriman.
Saham Sarepta Therapeutics ambles 42,1% setelah perusahaan tersebut mengungkapkan kasus kedua pasien yang meninggal karena gagal hati akut pasca menerima terapi gennya untuk bentuk distrofi otot yang langka.
U.S. Steel melejit 5,1% setelah Trump menyetujui tawaran Nippon Steel senilai USD14,9 miliar untuk perusahaan tersebut.
Jumlah saham yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,97 banding 1 di NYSE dan dengan rasio 1,9 banding 1 di Nasdaq.
S&P 500 membukukan 16 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan lima titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencetak 74 titik tertinggi baru dan 96 titik terendah baru.
Volume di bursa Wall Street tercatat 17,86 miliar saham, dibandingkan rata-rata 18,14 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Goldman Sachs (2,33%)
-Nike (2,26%)
-American Express (2,23%)
Saham berkinerja terburuk
-UnitedHealth (-1,87%)
-McDonald's (-1,86%)
-J&J (-1,20%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Estee Lauder (10,82%)
-AMD (8,82%)
-MGM (8,10%)
Saham berkinerja terburuk
-Lockheed Martin (-3,99%)
-Northrop Grumman (-3,72%)
-L3Harris Technologies (-3,59%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-GlucoTrack (6.543,84%)
-Shuttle Pharmaceuticals (2.354,82%)
-Jeffs Brands Unt (1.824,40%)
Saham berkinerja terburuk
-Robin Energy (-60,57%)
-Sarepta (-42,12%)
-Smart Powerr (-39,20%)

Sumber : Admin