- Wall Street ditutup melemah: Dow Jones turun 0,71%, S&P 500 merosot 0,53%, dan Nasdaq jatuh 0,93%, tertekan kekhawatiran ketegangan dagang AS-China serta laporan keuangan yang beragam.
- Netflix anjlok 10,1% dan Texas Instruments turun 5,6% usai kinerja mengecewakan, sementara sektor industri memimpin pelemahan dan energi menjadi satu-satunya sektor yang menguat.
- Meski pasar tertekan, 86% perusahaan S&P 500 sudah melampaui ekspektasi laba kuartal ketiga, dengan pertumbuhan diproyeksikan 9,3% secara tahunan.
Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melemah, Rabu, di tengah laporan keuangan perusahaan yang variatif dan kekhawatiran baru terhadap ketegangan dagang Amerika Serikat-China. Saham Netflix anjlok setelah laporan kinerja yang mengecewakan, sementara kabar bahwa pemerintahan Trump mempertimbangkan pembatasan ekspor produk berbasis perangkat lunak AS ke China menambah tekanan pada pasar.
Ketiga indeks utama Wall Street kompak mencatat penurunan. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 334,33 poin atau 0,71% menjadi 46.590,41, S&P 500 turun 35,95 poin atau 0,53% ke posisi 6.699,40, dan Nasdaq Composite Index kehilangan 213,27 poin atau 0,93% jadi 22.740,40, demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Rabu (22/10) atau Kamis (23/10) pagi WIB.
Dari 11 sektor utama dalam indeks berbasis luas S&P 500, industri mencatat pelemahan terbesar, sedangkan energi menjadi sektor dengan kenaikan tertinggi.
Menurut laporan Reuters, pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan pembatasan ekspor baru yang mencakup berbagai produk, mulai dari laptop hingga mesin jet, sebagai balasan atas pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earth) yang diberlakukan Beijing. Langkah ini menandai eskalasi terbaru dalam ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Selasa, Trump mengatakan bahwa dia berharap dapat mengadakan "pertemuan yang sangat sukses" dengan Presiden China Xi Jinping, namun juga membuka kemungkinan pertemuan di Korea Selatan akhir bulan ini mungkin tidak terlaksana.
"Perselisihan dagang antara Washington dan Beijing kemungkinan masih akan berlanjut hingga potensi pertemuan antara Trump dan Xi terjadi," ujar Tom Hainlin, National Investment Strategist U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis. "Selain itu, beberapa perusahaan teknologi melaporkan kinerja keuangan yang mengecewakan."
Hainlin menambahkan, secara keseluruhan, musim laporan keuangan kali ini tetap kuat dan indeks saham masih berada tidak jauh dari rekor tertingginya.
"Kami tidak menyarankan investor mengubah alokasi portofolio hanya berdasarkan pergerakan satu hari seperti ini," katanya.
Saham Netflix anjlok 10,1% setelah perusahaan streaming tersebut melaporkan laba kuartalan di bawah ekspektasi, memicu kekhawatiran tentang valuasi saham yang dinilai terlalu tinggi.
Sementara itu, Texas Instruments merosot 5,6% setelah memberikan proyeksi pendapatan dan laba yang lebih rendah dari perkiraan.
Indeks Philadelphia Semiconductor, yang sepanjang tahun ini mencatat kinerja unggul berkat euforia kecerdasan buatan (AI), jatuh 2,4%, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi pada Senin lalu.
Tesla, salah satu dari kelompok saham teknologi besar "Magnificent Seven", melaporkan pendapatan kuartal ketiga di atas ekspektasi, didorong lonjakan penjualan kendaraan listrik sebelum insentif pajak berakhir. Namun, sahamnya tetap turun 0,5% dalam perdagangan setelah jam bursa.
Saham Intuitive Surgical melejit 13,9% setelah membukukan laba kuartalan melampaui perkiraan, sedangkan AT&T melorot 1,9% meski berhasil menambah pelanggan layanan nirkabel lebih banyak dari proyeksi.
Musim laporan keuangan kuartal ketiga kini telah berlangsung dengan 86% perusahaan di indeks S&P 500 yang merilisnya berhasil melampaui estimasi Wall Street.
Analis memperkirakan pertumbuhan laba kuartal ketiga sebesar 9,3% secara tahunan, naik dari estimasi 8,8% pada awal Oktober, menurut data terbaru LSEG .
"Perusahaan mendapatkan valuasi tinggi karena mampu memenuhi atau melampaui ekspektasi tersebut," ujar Hainlin. "Dan bagi yang gagal, investor tidak menunjukkan banyak kesabaran."
Di bursa NYSE , jumlah saham yang turun 1,47 kali lebih banyak dibandingkan yang naik, dengan 142 saham mencetak harga tertinggi baru dan 63 saham menyentuh level terendah.
Di Nasdaq, 1.362 saham menguat dan 3.275 saham melemah, dengan rasio penurunan terhadap kenaikan 2,4 banding 1.
S&P 500 mencatat 14 saham menyentuh level tertinggi 52 minggu dan tiga terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 45 saham tertinggi baru dan 116 terendah baru.
Volume perdagangan di bursa Wall Street mencapai 24,76 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata 20,60 miliar dalam 20 hari transaksi terakhir. (Reuters/Investing/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-International Business Machines (2,16%)
-Chevron Corp (1,16%)
-Nike Inc (1,05%)
Saham berkinerja terburuk
-Salesforce Inc (-2,56%)
-Caterpillar Inc (-2,05%)
-Goldman Sachs Group Inc (-1,89%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Intuitive Surgical Inc (13,89%)
-Avery Dennison Corp (9,48%)
-Halliburton Company (4,32%)
Saham berkinerja terburuk
-Netflix Inc (-10,04%)
-Quanta Services Inc (-5,77%)
-ON Semiconductor Corporation (-5,72%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Beneficient (205,95%)
-AiRWA Inc (133,75%)
-American Rebel Holdings Inc (72,00%)
Saham berkinerja terburuk
-Obook Holdings Ltd (-51,03%)
-Arcturus Therapeutics Holdings Inc (-50,16%)
-Alector Inc (-49,84%)
Sumber : Admin