Wall Street Menguat Tajam di Akhir Pekan Setelah Pernyataan The Fed Menenangkan Pasar
Saturday, April 12, 2025       07:03 WIB

Ipotnews - Bursa saham Wall Street ditutup menguat signifikan pada Jumat (11/4) akhir pekan ini seiring dimulainya musim laporan keuangan kuartal pertama dan meredanya kekhawatiran pasar berkat pernyataan dari pejabat bank sentral Amerika Serikat. Ketiga indeks saham utama AS mengalami kenaikan tajam setelah Presiden Federal Reserve Boston, Susan Collins, menegaskan bahwa The Fed siap menjaga stabilitas pasar keuangan jika diperlukan.
Sepanjang pekan yang diwarnai gejolak akibat perang dagang dan perubahan kebijakan tarif Presiden Donald Trump, pasar saham mengalami fluktuasi tajam. S&P 500 dan Dow Jones mencatatkan kenaikan mingguan terbesar sejak November 2023, sementara Nasdaq mencatatkan kenaikan mingguan tertajam sejak November 2022. Rentang antara titik tertinggi dan terendah mingguan indeks S&P 500 menjadi yang terluas sejak Maret 2020, saat dunia berada dalam masa lockdown pandemi.
"Investor berada di tengah tarik-menarik, mencari tanda-tanda positif bahwa ketidakpastian yang membayangi pasar akan mereda," ujar Greg Bassuk, CEO AXS Investments di New York. "Ketidakpastian dan volatilitas kini menjadi narasi utama investor. Gejolak pekan ini mungkin baru awal dari ketidakstabilan yang akan datang."
Ketegangan meningkat setelah Tiongkok membalas kenaikan tarif AS yang kini mencapai tarif efektif 145%. Perang dagang ini memicu volatilitas tajam di pasar dan mendorong ekspektasi inflasi konsumen AS dalam jangka pendek ke level tertinggi sejak 1981.
Laporan keuangan kuartal pertama dimulai dengan hasil yang kuat. JPMorgan Chase, Morgan Stanley, dan Wells Fargo melaporkan laba yang melampaui ekspektasi, meski kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi akibat konflik dagang membayangi prospek sektor keuangan. Saat ini, analis memperkirakan pertumbuhan laba agregat S&P 500 sebesar 8% untuk kuartal pertama tahun ini, lebih rendah dibandingkan proyeksi awal kuartal yang mencapai 12,2%, menurut data LSEG .
Dari sisi ekonomi, indeks harga produsen AS secara tak terduga turun 0,4% pada bulan lalu, memberikan sinyal tambahan bahwa inflasi mulai mereda. Namun, laporan terpisah menunjukkan bahwa sentimen konsumen terus memburuk, dengan ekspektasi inflasi satu tahun ke depan melonjak ke 6,7%, tertinggi sejak 1981.
Selain pernyataan Collins, Presiden Federal Reserve New York, John Williams, mengatakan bahwa ekonomi AS tidak sedang menuju periode stagflasi--gabungan antara inflasi tinggi dan pertumbuhan rendah--dan menegaskan bahwa The Fed akan bertindak untuk mencegahnya.
Seluruh 11 sektor utama dalam indeks S&P 500 ditutup di zona hijau, dengan sektor material dan teknologi mencatatkan kenaikan terbesar.
Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones naik 619,05 poin atau 1,56% ke level 40.212,71. S&P 500 menguat 95,31 poin atau 1,81% ke 5.363,36, sedangkan Nasdaq melonjak 337,15 poin atau 2,06% ke 16.724,46.
Dalam catatan kepada klien, Citi menurunkan proyeksi target akhir tahun untuk S&P 500 dari 6.500 menjadi 5.800, dengan alasan tekanan tarif dan tanda-tanda perlambatan ekonomi.
Di bursa NYSE , saham yang naik jumlahnya mengungguli saham yang turun dengan rasio 2,47 banding 1. Sementara di Nasdaq, 2.948 saham menguat dan 1.467 melemah, dengan rasio 2,01 banding 1.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 19,19 miliar lembar saham, melebihi rata-rata harian 18,74 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.
(reuters)

Sumber : admin