- Wall Street menguat, S&P 500 cetak rekor penutupan tertinggi didorong saham growth dan data PDB AS kuartal III yang tumbuh 4,3%.
- Imbal hasil obligasi naik, menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed dalam waktu dekat, namun menguntungkan saham teknologi dan AI.
- Sentimen akhir tahun tetap positif, meski data kepercayaan konsumen dan produksi pabrik melemah serta volume perdagangan menipis jelang libur.
Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street menghijau, Selasa, dengan S&P 500 mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa, setelah rilis serangkaian data ekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan, mendorong kenaikan imbal hasil obligasi dan mengangkat saham berorientasi pertumbuhan.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 79,73 poin atau 0,16 persen menjadi 48.442,41, S&P 500 menguat 31,30 poin atau 0,46 persen ke posisi 6.909,79, sementara Nasdaq Composite Index bertambah 133,02 poin atau 0,57 persen jadi 23.561,84, demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Selasa (23/12) atau Kamis (24/12) pagi WIB.
Saham-saham pertumbuhan menjadi pendorong utama pasar, tercermin dari kenaikan indeks saham growth S&P 500 sebesar 0,8 persen, sementara indeks value relatif tidak berubah.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh dengan laju tahunan 4,3 persen pada kuartal ketiga, tercepat sejak kuartal ketiga 2023 dan jauh melampaui estimasi ekonom yang disurvei Reuters, sebesar 3,3 persen. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh belanja konsumen yang tetap kuat.
Meski data PDB dirilis terlambat akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) selama 43 hari dan banyak analis memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat pada kuartal keempat, pasar kini menilai peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada Januari semakin kecil. Berdasarkan FedWatch Tool CME Group, ekspektasi penurunan suku bunga jangka pendek kian berkurang seiring data ekonomi yang solid.
Imbal hasil obligasi jangka pendek naik menyusul rilis data tersebut. Vice President Wedbush Securities, Stephen Massocca, menilai pasar obligasi bereaksi negatif terhadap kabar pertumbuhan yang kuat. Menurutnya, kondisi tersebut menguntungkan saham-saham pertumbuhan, namun menjadi tekanan bagi sektor lain seperti konsumsi, kimia, energi, dan pembiayaan swasta jika suku bunga tidak segera turun.
Saham terkait kecerdasan buatan (AI) kembali menguat setelah sempat tertekan pekan lalu akibat kekhawatiran valuasi yang terlalu tinggi serta belanja modal besar yang berpotensi menekan profitabilitas. Nvidia melambung 3 persen dan menjadi kontributor terbesar bagi kenaikan S&P 500. Saham Amazon.com, Alphabet, dan Broadcom masing-masing menanjak lebih dari 1 persen.
Namun, indikator ekonomi lainnya menunjukkan gambaran yang kurang cerah. Kepercayaan konsumen AS melemah pada Desember seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap lapangan kerja dan pendapatan. Produksi pabrik juga stagnan sepanjang November setelah mengalami penurunan pada bulan sebelumnya.
Secara keseluruhan, ketiga indeks utama Wall Street berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan tahunan untuk tahun ketiga berturut-turut. Indeks S&P 500 dan Dow Jones juga berpotensi membukukan kenaikan bulanan selama delapan bulan berturut-turut.
Reli saham menjelang akhir tahun memunculkan harapan terjadinya fenomena "Santa Claus rally", yakni kecenderungan penguatan S&P 500 pada lima hari perdagangan terakhir pada Desember dan dua hari pertama Januari, menurut Stock Trader's Almanac. Tahun ini, periode tersebut dimulai Rabu dan berlangsung hingga 5 Januari.
Volume perdagangan relatif tipis dan diperkirakan semakin menurun menjelang libur Natal. Bursa saham Wall Street akan tutup lebih awal pada Rabu pukul 13.00 waktu setempat dan libur penuh pada Kamis (25/12).
Volume transaksi di bursa Wall Street tercatat 14,01 miliar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata 16,67 miliar saham dalam 20 sesi perdagangan terakhir.
Di level saham individual, ServiceNow melemah 1,5 persen setelah perusahaan perangkat lunak tersebut menyepakati akuisisi startup keamanan siber Armis senilai USD7,75 miliar secara tunai.
Saham Huntington Ingalls menguat tipis 0,3 persen setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pembangunan kapal perang kelas baru yang diklaim lebih besar dan lebih cepat.
Sementara itu, saham Freeport-McMoRan melonjak 2,5 persen dan ditutup di level tertinggi dalam 15 bulan, USD52,29, seiring harga tembaga mencetak rekor dan kenaikan target harga saham oleh Wells Fargo.
Di NYSE , jumlah saham yang turun sedikit lebih banyak dibandingkan yang naik dengan rasio 1,02 banding 1, sementara di Nasdaq rasionya 1,6 banding 1.
Indeks S&P 500 membukukan 35 saham pada level tertinggi 52 minggu dan lima saham pada level terendah, sedangkan Nasdaq Composite mencetak 70 saham di level tertinggi baru dan 178 saham di level terendah. (Reuters/Investing/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Nvidia Corporation (3,01%)
-Amazon.com Inc (1,62%)
-JPMorgan Chase & Co (0,88%)
Saham berkinerja terburuk
-McDonald's Corporation (-1,70%)
-Walmart Inc (-1,55%)
-Johnson & Johnson (-0,74%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Nvidia Corporation (3,01%)
-Freeport-McMoran Copper & Gold Inc (2,49%)
-Jabil Circuit Inc (2,30%)
Saham berkinerja terburuk
-Moderna Inc (-7,51%)
-First Solar Inc (-5,36%)
-Brown Forman (-5,20%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Picocela Inc ADR (192,53%)
-Santech Holdings Ltd (65,63%)
-Highway Holdings Limited (65,06%)
Saham berkinerja terburuk
-X3 Holdings Co Ltd (-90,40%)
- EPWK Holdings Ltd (-48,25%)
-Reviva Pharmaceuticals Holdings Inc (-44,81%)
Sumber : Admin