Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street tersungkur, Rabu, setelah investor mencerna risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve, dan juga dipicu kejatuhan saham desainer chip pada akhir perdagangan.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 244,95 poin, atau 0,58%, menjadi 42.098,70, S&P 500 melorot 32,99 poin, atau 0,56%, menjadi 5.888,55 dan Nasdaq Composite Index menyusut 98,23 poin, atau 0,51%, menjadi 19.100,94, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Rabu (28/5) atau Kamis (29/5) pagi WIB.
Setelah bel penutupan, saham Nvidia melesat 5% karena pemimpin kecerdasan buatan itu melaporkan penjualan kuartalan di atas ekspektasi analis. Namun, pabrikan chip itu memperkirakan pendapatan kuartal kedua di bawah estimasi. Saham Nvidia mengakhiri sesi reguler turun 0,5%.
Menjelang akhir perdagangan reguler, saham Cadence Design Systems dan Synopsys anjlok setelah  Financial Times  melaporkan pemerintahan Presiden Donald Trump meminta perusahaan Amerika Seikat yang menawarkan perangkat lunak yang digunakan untuk merancang semikonduktor agar berhenti menjual layanan mereka kepada kelompok-kelompok China. Laporan tersebut mengutip sejumlah narasumber.
Saham Cadence ditutup ambles 10,7%.
Menurut risalah pertemuan 6-7 Mei, pejabat the Fed mengakui bahwa mereka dapat menghadapi "kompromi yang sulit" dalam beberapa bulan mendatang dalam bentuk kenaikan inflasi di samping lonjakan jumlah pengangguran.
"Risalah the Fed benar-benar tidak mengungkapkan sesuatu yang baru," kata Peter Cardillo, Chief Market Economist Spartan Capital Securities di New York. "Pada dasarnya, mereka mengindikasikan bahwa the Fed berada dalam pola wait-and-see serta tetap pada pendiriannya, mencoba untuk mendapatkan lebih banyak klarifikasi tentang perdagangan."
Selasa, saham naik tajam setelah Trump menarik diri selama akhir pekan lalu dari ancamannya untuk mengenakan tarif 50% atas impor dari Uni Eropa.
Saham Broadcom juga melejit setelah bel penutupan, melonjak 3,2%, dan Advanced Micro Devices menguat 1,5%.
Indeks berbasis luas S&P 500 naik 0,1% sepanjang tahun ini, tetapi masih turun dari rekor penutupan tertingginya, yang dicapai pada 19 Februari. S&P 500 merosot sebanyaknya 18,9% di bawah level tersebut setelah pengumuman tarif Trump yang mengguncang pasar selama sebagian besar masa jabatan keduanya.
Jajak pendapat  Reuters  terhadap analis menunjukkan banyak pelaku pasar memperkirakan indeks acuan tersebut akan mengakhiri 2025 mendekati level saat ini.
Saham pengecer pakaian olahraga, Dick's Sporting Goods, melejit 1,7% setelah laporan keuangan kuartal pertamanya mengalahkan estimasi.
Jumlah saham yang menurun lebih banyak daripada yang naik dengan rasio 2,79 banding 1 di NYSE . Ada 103 saham tertinggi baru dan 34 saham terendah baru di NYSE .
Di Nasdaq, 1.448 saham menguat dan 2.960 saham melemah di mana jumlah yang turun lebih banyak daripada yang naik dengan rasio 2,04 banding 1.
Volume di bursa Wall Street tercatat 15,60 miliar saham, dibandingkan rata-rata 17,7 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-UnitedHealth (1,05%)
-Boeing (0,23%)
-Apple (0,13%)
Saham berkinerja terburuk
-Merck & Co (-1,85%)
-Nike (-1,70%)
-Chevron (-1,31%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Fair Isaac (7,74%)
-Warner Bros Discovery (5,03%)
-GE Vernova LLC (2,98%)
Saham berkinerja terburuk
-Cadence Design (-10,67%)
-Synopsys (-9,64%)
-AO Smith (-6,33%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Lyra (4.888,64%)
-Altisource Portfolio Solutions (653,13%)
-Spero Therapeutics (244,57%)
Saham berkinerja terburuk
-QVC Inc B (-73,45%)
-InflaRx (-59,86%)
-Patriot National Bancorp (-51,02%)

Sumber : Admin