Wall Street Ceria, Risalah The Fed Picu Asa Pemotongan Suku Bunga; Nvidia Sentuh Valuasi USD4 Triliun
Thursday, July 10, 2025       04:47 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street menghijau, Rabu, dipimpin Nasdaq yang melonjak hampir 1% setelah Nvidia sempat mencapai valuasi pasar USD4 triliun. Kenaikan juga didorong notulen rapat Federal Reserve yang menunjukkan optimisme bahwa tekanan inflasi akibat tarif impor Presiden Donald Trump bersifat sementara dan tidak akan menggagalkan prospek pemangkasan suku bunga tahun ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 217,54 poin atau 0,49% menjadi 44.458,30, S&P 500 menguat 37,74 poin atau 0,61% jadi 6.263,26, sementara Nasdaq Composite Index melesat 192,87 poin atau 0,95% ke posisi 20.611,34, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Rabu (9/7) atau Kamis (10/7) pagi WIB.
Risalah rapat the Fed pertengahan Juni mengungkap sebagian besar pejabat bank sentral memperkirakan pemangkasan suku bunga akan tepat dilakukan akhir tahun ini. Mereka menilai dampak tarif Trump terhadap inflasi akan "sementara atau moderat". Namun, tidak banyak dukungan untuk penurunan suku bunga pada pertemuan akhir Juli ini.
Sementara itu, Nvidia mencetak sejarah sebagai perusahaan pertama di dunia yang menyentuh kapitalisasi pasar USD4 triliun pada ses pagi sebelum akhirnya ditutup melejit 1,8% dengan valuasi sekitar USD3,97 triliun. Lonjakan ini memperkuat posisinya sebagai saham unggulan Wall Street di tengah peningkatan permintaan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Kendati kekhawatiran tentang tekanan inflasi akibat tarif tidak menghentikan Wall Street untuk menyentuh rekor tertinggi baru minggu lalu, Chris Zaccarelli, Chief Investment Officer Northlight Asset Management, mencatat hal tersebut menyebabkan the Fed menghentikan sementara kenaikan suku bunga.
"Pejabat the Fed menyatakan bahwa mereka yakin inflasi akan lebih tinggi di masa mendatang. Di saat bersamaan, banyak atau sebagian besar pejabat menyatakan mereka memperkirakan suku bunga akan lebih rendah tahun ini. Dua hal ini bertolak belakang," kata Chris Brigati, Chief Investment Officer SWBC , perusahaan investasi di San Antonio, Texas. "Kemungkinan mereka mulai lebih memperhatikan kondisi pasar tenaga kerja."
Selain Nvidia, saham raksasa teknologi lainnya juga turut mendorong indeks. Microsoft melesat 1,4% dan Amazon.com menguat 1,5%.
"Ada kecenderungan investor beralih ke saham megacaps. Ini semacam 'flight to safety', tetapi dalam bentuk yang berbeda," ujar Kevin Gordon, analis Charles Schwab.
Meski sempat melemah pada awal pekan akibat ketegangan perdagangan, indeks utama Wall Street berhasil pulih. Investor dinilai mulai terbiasa dengan gaya negosiasi Trump yang agresif. Dengan tenggat tarif terbaru yang ditetapkan pada 1 Agustus, banyak yang meyakini masih ada ruang negosiasi.
Rabu, Trump mengirim surat pemberitahuan tarif kepada tujuh negara. Rinciannya, tarif 30% diberlakukan terhadap Aljazair, Irak, Libya, dan Sri Lanka; 25% terhadap Brunei dan Moldova; serta 20% terhadap Filipina. Uni Eropa mengklaim tengah mendekati kesepakatan awal perdagangan dengan Amerika.
Sehari sebelumnya, Trump juga mengumumkan tarif 50% atas impor tembaga serta mengancam akan mengenakan tarif tambahan pada semikonduktor dan farmasi. Senin lalu, 14 negara termasuk Jepang dan Korea Selatan menerima peringatan tarif baru dari Gedung Putih.
"Pasar mulai kebal terhadap kabar buruk soal tarif," tutur Brigati. "Dengan pertumbuhan ekonomi yang masih cukup konstruktif, investor mulai percaya bahwa dampak tarif bisa diatasi."
Dari 11 sektor utama S&P 500, delapan mencatat kenaikan, dipimpin utilitas (+1%) dan teknologi (+0,9%). Sektor consumer staples, yang biasanya defensif, justru menjadi yang terlemah dengan penurunan 0,6%.
Pasar kini menanti laporan klaim pengangguran awal yang akan dirilis Kamis, sebagai indikator terbaru kondisi pasar tenaga kerja, menyusul laporan ketenagakerjaan kuat, yang mendorong rekor pekan lalu bagi S&P 500 dan Nasdaq.
Di antara saham individual, AES Corp meroket 19,8% setelah  Bloomberg  melaporkan penyedia listrik tersebut sedang menjajaki berbagai opsi, termasuk penjualan.
Saham Boeing melejit 3,7% karena Susquehanna menaikkan target harganya setelah pabrikan pesawat tersebut melaporkan pengiriman pesawatnya sepanjang Juni melambung 27% secara tahunan.
Saham UnitedHealth Group merosot 1,6% setelah  Wall Street Journal  melaporkan Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki bagaimana perusahaan asuransi kesehatan tersebut mengerahkan dokter dan perawat untuk mengumpulkan diagnosis yang meningkatkan pembayaran Medicare-nya.
Di Bursa NYSE , jumlah saham yang naik melampaui yang turun dengan rasio 2,17 banding 1. Sebanyak 280 saham mencetak rekor tertinggi baru, sementara 39 menyentuh titik terendah.
Di Nasdaq, 2.988 saham menguat dan 1.551 melemah, menciptakan rasio 1,93 banding 1 untuk saham naik terhadap turun.
S&P 500 membukukan 20 tertinggi baru dalam 52 minggu dan enam terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencetak 72 tertinggi baru dan 44 terendah baru.
Volume perdagangan di seluruh bursa Wall Street mencapai 18,10 miliar lembar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir sebesar 18,35 miliar saham. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Boeing (3,66%)
-Merck & Co (2,88%)
-Caterpillar (2,03%)
Saham berkinerja terburuk
-UnitedHealth (-1,56%)
-Coca-Cola (-1,08%)
-Verizon (-1,05%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-The AES (19,78%)
-PTC (17,65%)
-DR Horton (5,36%)
Saham berkinerja terburuk
-Fair Isaac (-6,54%)
-Hershey Co (-4,70%)
-Monster Beverage (-3,33%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-SU Holdings (171,41%)
-Evoke Pharma (162,77%)
-Basel Medical (98,90%)
Saham berkinerja terburuk
-Park Ha Biological Tech (-63,21%)
-Rxsight (-37,84%)
-Blue Gold (-31,45%)

Sumber : Admin