Antisipasi Dampak Tarif AS, BCA Tak Mau Gegabah Ubah Kebijakan Kredit
Thursday, April 24, 2025       08:58 WIB

IDXC hannel - PT Bank Central Asia Tbk () optimistis dampak tarif impor AS ke sektor perbankan dapat dikendalikan. BCA tidak akan terburu-buru mengambil langkah drastis seperti mengurangi kredit secara signifikan, karena masih ada harapan negosiasi antara pemerintah Indonesia dan AS dapat menghasilkan solusi yang menguntungkan.
"Kita juga tidak mau cepat-cepat, wah, inventory sini semua perusahaan furniture, apparel, terus kemudian apa lagi, yang ekspor seafood dari perusahaan, kurangi kreditnya, habiskan semuanya. Kita nggak mau grasak-grusuk seperti itu," ujar Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam Press Conference Paparan Kinerja Triwulan I 2025, Rabu (23/4/2025).
Jahja optimistis pemerintah Indonesia di bawah arahan Presiden Prabowo, akan berupaya mengatasi ketidakseimbangan perdagangan dengan meningkatkan impor produk-produk AS yang dibutuhkan oleh Indonesia, seperti kapas, gandum, mesin, dan peralatan tertentu.
Langkah ini diharapkan dapat memperkecil selisih perdagangan yang menjadi alasan AS mengenakan tarif.
"Sebab itu, tim negosiasi akan mencari solusi antara lain dengan mencari produk-produk Amerika Serikat, apa yang kira-kira pasti kita bisa beli dari sana untuk meningkatkan impor kita," kata Jahja.
Jika rencana tersebut berhasil dipaparkan dan diterima oleh pihak AS, diharapkan tarif yang dikenakan dapat diturunkan secara signifikan, bahkan dihapuskan.
Jahja masih menaruh harapan yang tinggi industri-industri yang berpotensi terdampak tarif, seperti furnitur, pakaian, dan ekspor makanan laut, tidak akan mengalami gangguan yang signifikan.
Dengan begitu, hal ini juga akan berdampak positif pada kualitas kredit BCA pada sektor-sektor tersebut.
"Kita harapkan kalau semua berjalan sesuai dengan strategi yang disusun oleh pemerintah kita, maka kemungkinan nggak akan mempengaruhi industri-industri yang saat ini paling terkena dapat dari tarif tersebut. Nah, kalau itu benar-benar begitu, maka jangan khawatir, (Non Performing Loan (NPL) kita (BCA) juga akan tetap terjaga," ujarnya.
Saat ini, rasio NPL BCA berada di level 2 persen. Selain itu, BCA memiliki cadangan yang cukup untuk mengantisipasi potensi risiko.
"Saat ini NPL kita 2 persen, jauh di bawah industri, dan terasa saja ini kita bisa mitigasi," kata dia.

Sumber : idxchannel.com