BRI Cetak Laba Jumbo Rp 51,4 T Bukan dari Bunga Tinggi, Ini Rahasianya
Wednesday, February 08, 2023       15:15 WIB

Jakarta,detikfinance - Bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau mencatat kenaikan laba 2022 hingga 67,15% dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 51,4 triliun. Kenaikan laba bersih perseroan bersamaan dengan penurunan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM).
"NIM BRI bank only pada tahun 2008 itu NIM-nya BRI 10,18%. Pada saat itu laba BRI hanya Rp 5,96 triliun. Saat itu jumlah nasabah pinjaman hanya sekitar 5 juta dan volume kredit hanya sebesar Rp 161 triliun. Tahun 2022, laba BRI bank only bukan grup ya, meningkat pesat menjadi Rp 47,83 triliun padahal NIM-nya sudah turun 33% dibandingkan NIM BRI tahun 2008," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers, Rabu (8/2/2023).
Laba bersih Rp 51,4 triliun merupakan secara grup, sedangkan Rp Rp 47,83 triliun merupakan laba bersih BRI sebagai bank saja. Sunarso mengatakan dengan penurunan NIM, maka laba bersih yang didapatkan perusahaan bukan dari tingginya bunga kredit.
"Ternyata peningkatan laba BRI Tahun 2022 tersebut lebih disebabkan oleh pertumbuhan jumlah nasabah mikro yang telah naik lebih dari tiga kali lipat menjadi lebih dari 15 juta nasabah mikro. Jadi, pertumbuhan volume kredit dan juga peningkatan jumlah nasabah yang dilayani, terutama nasabah mikro," jelasnya.
Selain itu, faktor lainnya yakni volume kredit BRI yang telah tumbuh lebih dari 6 kali lipat menjadi Rp 1.029,80 triliun jika dibandingkan dengan posisi 2008.
"Jadi jelas pendorong utama laba BRI adalah semakin banyaknya usaha mikro yang bisa dilayani naik lebih dari 3 kali lipat dibandingkan tahun 2008 di mana nasabah mikronya BRI aja lho bukan grup ya BRI saja, nasabah mikronya itu dulu, sekarang sudah lebih dari 15 juta. Ini BRI saja ya bukan grup. Kalau grup nanti mencapai 34 juta gitu ya," tutupnya.
Sebagai informasi, BRI Group berhasil mencatatkan kinerja positif dengan pencapaian rekor laba dengan mencetak laba Rp 51,4 triliun pada akhir tahun lalu. Persentasenya tumbuh 67,15% secara year on year dengan total aset tumbuh double digit sebesar 11,18% yoy menjadi Rp 1.865,64 triliun.
(ada/ara)

Sumber : DETIK FINANCE