Harga Emas Menggila, Dekati Level US$ 4.400
Monday, December 22, 2025       11:02 WIB

JAKARTA, investor.id -Harga emas dunia kian mendekati level psikologis US$ 4.400 per ons troi, dengan tren penguatan yang dinilai masih berpotensi berlanjut. Permintaan aset lindung nilai (safe haven) yang kuat di tengah ketidakpastian global menjadi faktor utama yang menopang pergerakan logam mulia tersebut.
Harga emas hari ini terlihat melonjak 1,3% ke level US$ 3.394,72 per ons troi saat berita ditulis, setelah sempat melesat ke rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level US$4.395,07 per ons troi di awal perdagangan.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menilai, struktur pergerakan harga emas saat ini masih berada dalam fase bullish yang solid. Berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average, dominasi minat beli masih terlihat jelas, meski volatilitas jangka pendek tetap membayangi pasar.
"Penguatan emas di tengah kenaikan imbal hasil obligasi dan dolar AS justru mengindikasikan adanya permintaan safe haven yang cukup kuat," ujar Andy dalam risetnya, Senin (22/12/2025).
Dari sisi teknikal, Andy memaparkan dua skenario utama yang patut dicermati pelaku pasar. Jika tekanan bullish berlanjut, harga emas (XAU/USD) berpotensi melanjutkan reli menuju area US$ 4.425 dalam waktu dekat. Level tersebut menjadi target kenaikan terdekat yang berpeluang diuji apabila sentimen risiko global dan ekspektasi kebijakan moneter tetap mendukung.
"Namun demikian, potensi koreksi tetap terbuka. Apabila harga gagal melanjutkan penguatan, area US$ 4.294 diproyeksikan menjadi level support terdekat yang akan diuji pasar," jelasnya.
Menurut Andy, kenaikan tersebut terjadi di tengah minimnya agenda ekonomi Amerika Serikat (AS) serta berakhirnya pekan perdagangan 'resmi' terakhir tahun ini menjelang libur Natal.
Andy mengatakan, dukungan tambahan juga datang dari data Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan untuk Desember yang direvisi turun dari 53,3 menjadi 52,9, lebih rendah dari ekspektasi pasar. Survei tersebut mencatat ekspektasi inflasi satu tahun meningkat ke 4,2%, sementara ekspektasi inflasi lima tahun bertahan di 3,2%. Kondisi ini mencerminkan persepsi inflasi jangka panjang yang masih tinggi, namun relatif stabil.
Pernyataan Pejabat The Fed
Di sisi lain, Andy menyebutkan, pernyataan pejabat bank sentral sempat memicu volatilitas. Presiden The Fed New York, John Williams, menyatakan tidak melihat urgensi untuk segera mengubah kebijakan moneter. Nada netral hingga hawkish tersebut sempat mendorong penguatan dolar AS dan menekan harga emas ke kisaran US$ 4.320, sebelum kembali menguat.
Andy menambahkan, tekanan tambahan juga datang dari kenaikan imbal hasil global, seiring langkah Bank Sentral Jepang yang menaikkan suku bunga. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun tercatat naik ke level 4,147%, sementara imbal hasil riil AS meningkat menjadi 1,907%.
Meski demikian, emas tetap mampu bertahan dan kembali menguat. Hal ini menegaskan bahwa permintaan lindung nilai dan sentimen akhir tahun masih menjadi penopang utama pergerakan harga," kata Andy.
Ke depan, Andy menyarankan pelaku pasar akan mencermati sejumlah data ekonomi penting AS pada pekan perdagangan yang lebih singkat menjelang Natal, termasuk laporan ketenagakerjaan ADP, rilis pendahuluan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal III, pesanan barang tahan lama, serta data produksi industri.
"Secara keseluruhan, prospek emas dalam jangka pendek masih cenderung positif. Tren bullish diperkirakan tetap terjaga selama level support kunci mampu dipertahankan dan volatilitas akhir tahun tidak memicu perubahan sentimen pasar secara signifikan," tutupnya.

Sumber : investor.id