Kinerja BEI Lampaui Target
Saturday, November 15, 2025       10:59 WIB

JAKARTA, investor.id -Pasar modal Indonesia menutup 2025 dengan capaian historis. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, bahwa sepanjang tahun berjalan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) mencatat penguatan 18,57% year-to-date hingga posisi 8.394 per 7 November 2025. Kapitalisasi pasar pun menembus Rp 15.316 triliun, menjadi yang tertinggi dalam sejarah.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menegaskan pencapaian tersebut tidak lepas dari peran pelaku industri, emiten, serta dukungan kuat dari media dalam menjaga kepercayaan publik.
"Sepanjang 2025, IHSG telah mencetak all time high sebanyak 13 kali. Rekor yang luar biasa dan ini terjadi terutama dalam dua bulan terakhir. Kami sangat mengapresiasi dukungan media yang menjaga arus informasi tetap akurat dan berimbang," ujar Inarno dalam Capital Market Journalist Workshop di Bali, Sabtu (15/11/2025).
Inarnomenyampaikan, pencapaian kapitalisasi pasar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang kini mencapai 69,18%, melampaui target 2025-2029 yang mematok rasio tersebut sebesar 68% pada tahun 2029.
"Syukur alhamdulillah, kita tidak perlu menunggu 2029. Target 68% sudah terlampaui karena posisi saat ini sudah 69,18%," ucapnya.
Dalam roadmap pasar modal 2022-2027, OJK menargetkan rasio kapitalisasi pasar terhadap PDB mencapai 70%. Inarno optimistis target tersebut bisa dicapai lebih cepat.
Memasuki 2026 nantinya, OJK menetapkan sejumlah fokus utama untuk memperdalam pasar, antara lain peningkatan level free-float di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang saat ini baru berada di kisaran 7,5%, lebih rendah dari negara-negara regional.
OJK menargetkan free-float dinaikkan secara bertahap menjadi 10%, kemudian 15%, hingga mengarah ke standar global 25%.
Selain itu, OJK memperkuat pengawasan atas potensi distorsi harga, manipulasi pasar, dan praktik perdagangan yang tidak wajar. OJK bersama Kementerian Keuangan, BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI ), dan Self-Regulatory Organization (SRO) tengah menjalankan task force l intas lembaga.
Penguatan di Sisi Supply dan Demand
Untuk memperkuat sisi supply , OJK mendorong emiten besar melakukan IPO dan memperluas instrumen keuangan berbasis ESG, termasuk optimalisasi perdagangan karbon yang kini telah membuka akses internasional.
Di sisi demand , OJK memperluas basis investor melalui mendorong systematic investment plan (SIP) dan meningkatkan porsi investor institusi domestik.
Inarno juga menyoroti pertumbuhan jumlah investor pasar modal (SID) yang kini mencapai 19,1 juta, meningkat signifikan dari hanya sekitar 1 juta beberapa tahun lalu. "Target roadmap pada 2027 adalah 20 juta SID. Saat ini sudah 19,1 juta. Insya Allah bisa tercapai pada 2026," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Inarno menegaskan komitmen OJK untuk terus memperkuat sinergi informasi dengan media sebagai bagian penting penguatan tata kelola pasar modal nasional.
"Informasi yang akurat dan berimbang adalah fondasi kepercayaan publik. OJK berkomitmen memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan media agar ekosistem pasar modal semakin sehat, inklusif, dan berdaya saing," tutupnya.

Sumber : investor.id