Laba Bank Mandiri (BMRI) Tumbuh 0,13% pada Mei 2025
Wednesday, June 25, 2025       08:41 WIB

JAKARTA, investor.id- PT Bank Mandiri Tbk () mencetak laba bersih tahun berjalan secara individu ( bank only ) senilai Rp 19,65 triliun sepanjang lima bulan pertama tahun ini (5M25) atau hingga Mei 2025. Laba bersih tersebut cuma tumbuh 0,13% secara tahunan ( year on year /yoy).
Mengacu laporan keuangan Bank Mandiri pada Selasa (24/6/2025), laba bersih Bank Mandiri hanya sepanjang Mei 2025 tercatat sebesar Rp 4,46 triliun. Perolehan itu meningkat 25,61% secara month on month (mom), namun -2,01% yoy.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan bank dengan logo pita emas ini termoderasi selaras dengan perlambatan penyaluran kredit, dana pihak ketiga, dan perolehan margin.
Pendapatan bunga memang tetap stabil dengan pertumbuhan 12,30% yoy menjadi Rp 49,89 triliun pada 5M25. Tetapi, beban bunga merangsek naik 29,86% yoy menjadi Rp 18,19 triliun, menjadi pertumbuhan tertinggi dalam lima bulan terakhir.
Alhasil, Bank Mandiri menghasilkan pendapatan bunga bersih ( net interest income /NII) sebesar 31,69 triliun. NII masih tumbuh 4,20% yoy selama 5M25, tetapi dalam tren melambat sepanjang periode Januari-Maret 2025.
Kinerja keuangan tersebut selaras dengan margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) menjadi sebesar 4,24% pada 5M25. Lebih rendah dari posisi sama tahun lalu yang berada di level 4,65%. Posisi NIM dari Bank Mandiri masih belum lekas beranjak ke sasaran manajemen sebesar 5-5,2%.
Sementara pos pendapatan komisi/ fee tumbuh 13,20% yoy menjadi Rp 7,52 triliun. Pos ini menjadi penyokong laba kala margin bisnis intermediasi termoderasi.
Di sisi lain, biaya provisi masih dijaga baik dengan tren turun sebesar -5,87% yoy menjadi Rp 3,81 triliun. Dengan demikian, rasio biaya kredit ( cost of credit /CoC) tetap terjaga rendah di level 0,70% pada 5M25. Hasil positif yang membuat rasio CoC tetap berada di bawah asumsi sebesar 1-1,2%.
Dengan kinerja tersebut, Bank Mandiri mencetak return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing sebesar 2,46% dan 19,19% hingga Mei 2025.
Kredit dan DPK Melambat
Kinerja keuangan secara keseluruhan tak lepas dari total kredit yang tercatat meningkat 13,63% yoy menjadi Rp 1.309,68 triliun pada 5M25. Masih tumbuh tinggi jika dibandingkan rata-rata kredit perbankan di saat sama yang hanya tumbuh 8,34% yoy, berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI).
Namun jika menilik beberapa bulan belakangan, maka pertumbuhan kredit itu sejatinya melanjutkan tren perlambatan. Pada Desember 2024, kredit perusahaan sempat melaju sampai dengan 20,72% yoy. Adapun manajemen menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 11-13% hingga akhir 2025.
Demikian pula dengan dana pihak ketiga (DPK). Dalam hal ini, DPK Bank Mandiri tumbuh 8,54% yoy menjadi Rp 1.406,8 triliun pada 5M25. Kendati masih tumbuh, angka itu sebenarnya jauh merosot dibandingkan 4M25 yang masih meningkat 12,69% yoy. Ini juga menandai pertumbuhan DPK Bank Mandiri telah menembus batas bawah dari sasaran 12-13%.
DPK Bank Mandiri masih didominasi giro yang mencapai Rp 580,62 triliun (+3,63% yoy). Lalu tabungan senilai Rp 511,67 triliun (+7,87% yoy) dan deposito sebesar Rp 314,50 triliun (20,28% yoy). Dibandingkan bulan sebelumnya, seluruh instrumen penghimpunan dana turut mengalami perlambatan.
Dari komposisi DPK tersebut, dapat diketahui pula rasio dana murah ( current account saving account /CASA) bank agak tergerus menjadi sebesar 77,64% per Mei 2025. Ini sejalan dengan strategi penghimpunan deposito yang tumbuh tinggi, khususnya di tengah pertempuran penghimpunan dana di sektor perbankan.
Seiring perlambatan signifikan dari DPK, likuiditas yang diukur dari loan to deposit ratio (LDR) terangkat menjadi 93,10% pada Mei 2025. Ini juga menandai ruang yang semakin sempit bagi bank untuk ekspansi kredit lebih lanjut di masa mendatang.
Pada Selasa (24/6/2025), saham ditutup menguat +2,13% sehingga bertengger di posisi 5.025. Saham Bank Mandiri masih terkoreksi -11,84% tahun berjalan (ytd) dan terhempas -16,25% dibandingkan satu tahun lalu.

Sumber : investor.id