Laba Cikarang Listrindo (POWR) Tertekan
Wednesday, February 26, 2025       11:29 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Cikarang Listrindo Tbk () mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar US$ 75,34 juta sepanjang 2024, turun 2,13% dibandingkan tahun sebelumnya. Koreksi laba tersebut disebabkan oleh kenaikan beban bahan bakar, khususnya gas dan batu bara.
Dalam laporan keuanganya, Selasa (25/2/2-25), emiten ketenagalistrikan ini membukukan pendapatan sebesar US$ 547,02 juta, tumbuh tipis 0,17% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 546,08 juta.
Namun demikian, laba usaha mengalami penurunan 10,63% secara tahunan menjadi US$ 111,32 juta. Beban bahan bakar yang meningkat 2,12% menjadi US$ 272,08 juta serta lonjakan beban lain-lain sebesar 40,22% menjadi US$ 11,68 juta turut menekan profitabilitas perseroan.
Adapun laba sebelum pajak tercatat US$ 103,91 juta, turun 7,45% dari US$ 112,28 juta pada 2023. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan neto sebesar US$ 28,56 juta, laba bersih tahun berjalan menjadi US$ 75,34 juta. Dari sisi neraca, ekuitas per 31 Desember 2024 meningkat 0,56% menjadi US$ 708,04 juta.
Sementara itu, liabilitas naik menjadi US$ 628,64 juta dari sebelumnya US$ 620,1 juta. Kenaikan ekuitas dan liabilitas ini mendorong total aset mencapai US$ 1,34 miliar atau meningkat 1,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, kas dan setara kas perseroan mengalami penurunan signifikan sebesar 21,68% menjadi US$ 191,32 juta dari posisi akhir 2023 yang mencapai US$ 244,29 juta.
Terbitkan Surat Utang
Cikarang Listrindo berencana menerbitkan surat utang (notes) dengan jumlah pokok maksimal US$ 500 juta atau setara Rp 7,83 triliun. Dana ini akan digunakan perseroan untuk melunasi utang.
Manajemen Cikarang Listrindo menyatakan, aksi penggalangan dana tersebut bakal digelar melalui penawaran internasional yang terbatas pada lembaga atau investor di luar Indonesia, dan akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX-ST).
Penerbitan bernilai jumbo tersebut melebihi 50% dari ekuitas , sehingga menjadikannya sebagai transaksi material. Surat utang tersebut akan berjangka waktu hingga 10 tahun dengan suku bunga tetap maksimal 7% per tahun, yang akan dibayarkan setiap enam bulan. Uniknya, notes ini tidak akan dijamin oleh jaminan tertentu, memperlihatkan kepercayaan manajemen terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Sesuai rencana, emiten produsen listrik ini bakal memakai dana hasil penerbitan untuk melunasi sebagian atau seluruh surat utang 2026 yang berbunga 4,95%. "Pelunasan surat utang tersebut sekaligus untuk mendukung likuiditas perusahaan dan kebutuhan pembiayaan umum," terang Manajemen .
Adapun, surat utang 2026 akan jatuh tempo pada 14 September 2026. "Rencana ini akan meningkatkan likuiditas dan memperpanjang jatuh tempo utang kami, yang akan memberi Cikarang Listrindo lebih banyak ruang untuk pengembangan bisnis di masa depan," imbuh manajemen.

Sumber : investor.id