Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Jumat 14 November 2025: Menguat
Friday, November 14, 2025       09:56 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada Jumat (14/11/2025). Penguatan inididukung pelemahan dolar global dan sentimen pasar yang menanti rilis data ekonomi AS.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.13 WIB di pasar spot exchange, nilai tukar rupiah hari ini menguat sebesar 13 poin (0,08%) ke level Rp 16.715 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,06% ke level 99,21.
Sedangkan pada perdagangan Kamis (13/11/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 11 poin di level Rp 16.728.
Dikutip Trading View, nilai tukar mata uang Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS pada perdagangan awal Jumat, namun berpotensi tertekan sentimen risk-off yang dipicu pelemahan Wall Street semalam.
Analis StoneX Matt Simpson mengatakan, ketidakpastian meningkat akibat data ekonomi AS yang belum dirilis serta meredupnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember. "Fokus pasar kini bergeser pada seberapa cepat rilis data ekonomi utama AS akan kembali normal setelah pemerintah dibuka kembali," ujarnya.
Sementara itu, Reuters melaporkan, dolar AS kesulitan bangkit dari tekanan jual besar pada Jumat dan berada di jalur penurunan mingguan, seiring investor menunggu tumpukan data ekonomi AS yang tertunda setelah pemerintah dibuka kembali. Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan pelemahan ekonomi.
Pelemahan dolar semalam terjadi bersamaan dengan aksi jual di saham dan obligasi AS, mengingatkan kembali pada gejolak pasar April lalu, ketika investor memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember.
"Ada aroma 'jual aset Amerika' kembali terasa," kata Kepala Riset Valas di National Australia Bank Ray Attrill.
Ekspektasi The Fed
Namun, ekspektasi The Fed yang lebih hawkish tidak mampu mengangkat dolar, yang jatuh ke posisi terendah dua minggu terhadap euro. Mata uang bersama itu kembali menguat di atas US$ 1,16 dan terakhir diperdagangkan di US$ 1,1630.
"Mulai minggu depan, kita akan dibanjiri banyak rilis data ekonomi AS, dan menurut kami hasilnya akan cukup buruk. Pasar kini tampaknya bersiap menghadapi rentetan data lemah tersebut," ujar Kepala Valas, Internasional, dan Geoekonomi di Commonwealth Bank of Australia Joseph Capurso.
Dalam kondisi normal, data yang memburuk biasanya meningkatkan ekspektasi pelonggaran agresif The Fed untuk menopang ekonomi. Namun Capurso mengatakan ketidakpastian akibat data yang akan dirilis secara tidak lengkap mungkin menjadi alasan mengapa pasar justru mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Gedung Putih mengindikasikan tingkat pengangguran AS untuk Oktober mungkin tidak akan pernah tersedia karena bergantung pada survei rumah tangga yang tidak dilakukan selama penutupan pemerintahan.
"Saat Anda berada dalam kabut, Anda berkendara lebih pelan... ketika kondisi ekonomi tidak jelas, pemangkasan suku bunga pun bisa lebih hati-hati," kata Capurso.
Saat ini, investor melihat peluang pemangkasan suku bunga 25 bps pada Desember kurang dari 50%, namun peluang untuk Januari hampir sepenuhnya diperhitungkan. Ekspektasi suku bunga untuk 2026 pun nyaris tidak berubah.

Sumber : investor.id