Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Jumat 21 November 2025: Menguat
Friday, November 21, 2025       09:46 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)menguat pada Jumat (21/11/2025). Di tengah pasar semakin yakin bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga pada Desember, terutama setelah rilis data ketenagakerjaan AS yang memberikan sinyal beragam.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.07 WIB di pasar spot exchange, nilai tukar rupiah hari ini melemah 12 poin (0,07%) ke level Rp 16.724 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,02% ke level 100,17.
Sedangkan pada perdagangan Kamis (20/11/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 26 poin di level Rp 16.734.
Dikutip Reuters, dolar AS melaju menuju penguatan mingguan terbaiknya dalam lebih dari sebulan pada Jumat (21/11/2025). Penguatan ini terjadi setelah pasar semakin yakin bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga pada Desember, terutama setelah rilis data ketenagakerjaan AS yang memberikan sinyal beragam.
Laporan non-farm payrolls yang tertunda akibat shutdown pemerintahan AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan meningkat pada September. Namun, tingkat pengangguran justru naik menjadi 4,4%, level tertinggi dalam empat tahun. Kondisi ini membuat arah kebijakan The Fed kembali kabur.
Pasar kini hanya memperkirakan 27% peluang bahwa The Fed akan memangkas suku bunga bulan depan.
Indeks dolar, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, berada di 100,20, mendekati level tertinggi dalam lima setengah bulan. Secara mingguan, dolar diproyeksikan menguat 0,9%, menjadi performa terbaik sejak Oktober.
Euro tertekan di dekat level terendah dua pekan, diperdagangkan pada US$ 1,1528, dan berpotensi melemah 0,8% sepanjang pekan. Poundsterling berada di US$ 1,3084, namun tetap mencatat penurunan sekitar 0,7% menjelang pengumuman anggaran Inggris yang dinilai menjadi ujian besar bagi pasar keuangan negara tersebut.
Ekonom Wells Fargo menilai laporan ketenagakerjaan AS tidak memberikan kepastian tambahan bagi keputusan rapat The Fed Desember."Meskipun kami menilai seharusnya The Fed memangkas suku bunga 25 bps, keputusan sebenarnya bisa berbeda. Tidak ada hal yang mengejutkan jika The Fed memilih menahan suku bunga," tulis tim ekonom mereka.
Yen Jepang Menguat
Yen Jepang sempat menguat pada Jumat setelah Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama menyatakan, intervensi mata uang masih menjadi opsi apabila volatilitas pergerakan yen dinilai berlebihan. Yen berada di sekitar 157,33 per dolar, mendekati level terendah 10 bulan, dan diperkirakan melemah hampir 2% dalam sepekan, penurunan mingguan terdalam sejak Oktober.
Tekanan terhadap yen semakin besar akibat kekhawatiran pasar terhadap kondisi fiskal Jepang setelah pemerintah merilis paket stimulus jumbo senilai 21,3 triliun yen (US$ 135 miliar). Situasi ini memicu penjualan besar pada obligasi Jepang dan mata uangnya.
"Masalah utamanya adalah janji-janji politik yang tidak sejalan dengan realitas ekonomi," ujarmanajer portofolio fixed income Marlborough James Athey.
"Intervensi kemungkinan terjadi sesekali dan tidak bersifat permanen, lebih sebagai 'speed bump' daripada 'barricade'," kata Kepala Riset Makro Mizuho Asia ex-Japan Vishnu Varathan.
Sebagai catatan, Jepang terakhir kali melakukan intervensi pada Juli 2024 sebesar 5,53 triliun yen, untuk menahan jatuhnya yen dari level terendah 38 tahun.
Terpisah, data inflasi menunjukkan harga konsumen inti Jepang naik 3% pada Oktober, melampaui target bank sentral di 2%. Kenaikan ini mempertahankan ekspektasi bahwa Bank of Japan semakin dekat pada kenaikan suku bunga.

Sumber : investor.id