Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Jumat 31 Oktober 2025: Melesat
Friday, October 31, 2025       09:34 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melesat pada Jumat (31/10/2025). Penguatan itu terjadi di tengah beragam sinyal dari keputusan bank sentral global, laporan keuangan sektor teknologi, dan kesepakatan dagang sementara antara AS dan China.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.11 WIB di pasar spot exchange, Nilai tukar rupiah hari ini menguat sebesar 20 poin (0,12%) ke level Rp 16.616 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat turun 0,03% ke level 99,5.
Sedangkan pada perdagangan Kamis (30/10/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 19 poin (0,11%) di level Rp 16.636
Dikutip Reuters, di tengah beragam sinyal dari keputusan bank sentral global, laporan keuangan sektor teknologi, dan kesepakatan dagang sementara antara AS dan China.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di posisi 99,478 setelah penurunan bursa Wall Street pada Kamis (30/10/2025), mengguncang pasar global.
Dolar AS sempat turun tipis 0,1% ke level 153,935 yen, mundur dari level tertinggi sembilan bulan, setelah data menunjukkan inflasi inti di Tokyo naik lebih cepat dari perkiraan sebesar 2,8% pada Oktober. Kenaikan ini memperumit langkah Bank of Japan (BoJ) yang sehari sebelumnya menahan suku bunga.
Analis valas di National Australia Bank, Sydney, Rodrigo Catril mengatakan, sentimen penghindaran risiko masih mendukung dolar. "The Fed belum yakin akan memangkas suku bunga lagi, dan pelemahan yen akibat kebijakan BoJ juga tak membantu," ungkapnya.
Pernyataan Menkeu Jepang
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Jepang yang baru, Satsuki Katayama, menarik kembali pernyataannya pada Maret lalu yang menyebut nilai riil yen berada di kisaran 120-130 per dolar, dengan alasan posisinya kini sebagai pengambil kebijakan.
Investor kini memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan The Fed pada pertemuan 10 Desember mendatang. Berdasarkan FedWatch Tool milik CME Group, peluang pemangkasan sebesar 25 basis poin turun menjadi 74,7% dari sebelumnya 91,1% sepekan lalu.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik tipis ke 4,0989%, mendekati level tertinggi tiga minggu.
Sementara itu, euro menguat 0,1% ke US$ 1,1572 setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga di 2% untuk pertemuan ketiga berturut-turut.
Terhadap yuan offshore, dolar AS stabil di 7,1089, menjelang rilis data PMI China untuk Oktober.
Dolar Australia juga stagnan di US$ 0,6555, sementara dolar Selandia Baru tak berubah di US$ 0,574. Poundsterling naik 0,1% ke US$ 1,316.

Sumber : investor.id