Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Kamis 4 September 2025: Keok
Thursday, September 04, 2025       09:51 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) keok pada Kamis (4/9/2025), di tengah pasar obligasi global menjadi sorotan.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.06 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini melemah sebesar 38,5 poin (0,23%) ke level Rp 16.454 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,04% ke level 98,18.
Sedangkan pada perdagangan Rabu (3/9/2025), mata uang rupiah sempat turun tipis sebesar 1,5 poin (0,01%) ke level Rp 16.415,5.
Dikutip dari Reuters, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 30 tahun sempat menembus 5% untuk pertama kalinya dalam 1,5 bulan sebelum turun ke 4,891%.
Di Jepang, imbal hasil obligasi pemerintah tenor 30 tahun berada di 3,27%, sedikit di bawah rekor 3,285% yang tercapai sehari sebelumnya. Investor kini menunggu hasil lelang obligasi super-panjang Jepang sebagai tolok ukur minat pasar.
Sementara itu, investor juga menimbang data pasar tenaga kerja yang melemah, memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed bulan ini.
Data Tenaga Kerja AS
Data pada Rabu (3/9/2025) menunjukkan lowongan kerja di AS turun ke level terendah 10 bulan pada Juli, meski angka PHK tetap rendah. Kondisi ini menambah keyakinan pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga.
CME FedWatch mencatat, peluang pemangkasan suku bunga September naik menjadi 97% dari 89% sepekan sebelumnya. Pasar juga memperkirakan total penurunan suku bunga sebesar 139 basis poin hingga akhir 2026.
Euro bertahan di US$ 1,1658, poundsterling stabil di US$ 1,3442, sedangkan yen Jepang diperdagangkan di level 148,12 per dolar. Indeks dolar melemah 0,17% menjadi 98,178. Sementara itu, dolar Australia stabil di US$ 0,6545 dan dolar Selandia Baru diperdagangkan di US$ 0,5881
Kepala Ekonom Internasional ING James Knightley menilai The Fed sangat mungkin memangkas suku bunga secara bertahap. "Kami memperkirakan pemangkasan 25 basis poin pada pertemuan FOMC September, Oktober, dan Desember," katanya.

Sumber : investor.id