Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Rabu 13 Agustus 2025: Melesat
Wednesday, August 13, 2025       09:37 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melesat pada Rabu (13/8/2025). Setelah data inflasi AS yang relatif jinak memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.06 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini melesat sebesar 34,5 poin (0,21%) ke level Rp 16.255 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat turun 0,02% di level 98,07.
Sedangkan pada perdagangan Selasa (12/8/2025), mata uang rupiah sempat ditutup turun sebesar 10 poin (0,06%) ke level Rp 16.289,5.
Dikutip dari Reuters, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada Rabu (13/8/2025) setelah data inflasi yang relatif jinak memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan.
Sentimen terhadap greenback juga tertekan oleh manuver politik Presiden AS Donald Trump yang dinilai berpotensi mengganggu independensi bank sentral.
Data inflasi AS yang dirilis Selasa (12/8/2025) menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) bulan Juli hanya naik tipis, sesuai perkiraan, dengan dampak kenaikan harga dari tarif impor Trump yang masih terbatas.
Pasar merespons positif, dengan pelaku keuangan memproyeksikan peluang 98% The Fed memangkas suku bunga pada September mendatang.
Akibatnya, dolar melemah terhadap yen sebesar 0,05% menjadi 147,76 yen. Euro stabil di US$ 1,1676 setelah menguat 0,5% pada sesi sebelumnya. Indeks dolar AS berada di level 98,08, turun sekitar 0,5% dari hari sebelumnya.
Suku Bunga The Fed
Analis Commonwealth Bank of Australia Carol Kong mengatakan, laporan CPI Juli menunjukkan sedikit bukti bahwa tarif impor telah mendorong harga konsumen. "Namun, pemangkasan suku bunga The Fed pada September belum sepenuhnya pasti, karena data-data berikutnya masih akan sangat menentukan," ujar Kong.
Imbal hasil obligasi AS juga turun mengikuti ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Yield obligasi tenor dua tahun berada di 3,7371%, sedangkan yield obligasi 10 tahun relatif stabil di 4,2965%.
Dolar AS kian tertekan setelah Trump kembali berseteru dengan Ketua The Fed Jerome Powell. Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyebut Trump mempertimbangkan langkah hukum terhadap Powell terkait pengelolaan renovasi kantor pusat The Fed di Washington.
Trump juga mengkritik CEO Goldman Sachs David Solomon, yang sebelumnya memperkirakan tarif AS akan merugikan ekonomi, dan mempertanyakan kelayakannya memimpin bank investasi tersebut.
Sementara itu, poundsterling naik tipis 0,03% ke US$ 1,3504, meski data menunjukkan pasar tenaga kerja Inggris kembali melemah. Bank of England dinilai masih berhati-hati memangkas suku bunga di tengah pertumbuhan upah yang tetap tinggi.
Di kawasan Asia-Pasifik, dolar Australia turun 0,05% menjadi US$ 0,6526, dan dolar Selandia Baru melemah 0,03% menjadi US$ 0,5953. Reserve Bank of Australia pada Selasa memangkas suku bunga sesuai perkiraan dan memberi sinyal pelonggaran lanjutan guna mendukung inflasi dan lapangan kerja.

Sumber : investor.id