Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Selasa 2 Desember 2025: Perkasa
Tuesday, December 02, 2025       09:28 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) perkasa pada Selasa (2/12/2025). Penguatan ini seiring dengan pelemahan dolas AS setelah data aktivitas manufaktur AS yang lebih lemah.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.10 WIB di pasar spot exchange, nilai tukar rupiah hari ini menguat 29 poin (0,17%) ke level Rp 16.634 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,01% ke level 99,41.
Sedangkan pada perdagangan Senin (1/12/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 12 poin di level Rp 16.663.
Dikutip dari Reuters, dolar AS kembali tertekan pada Selasa setelah data aktivitas manufaktur AS yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan tekanan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan ini.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun ke level 99,408 pada awal sesi Asia. Penurunan ini melanjutkan pelemahan tujuh sesi beruntun hingga menyentuh level terendah dua pekan pada perdagangan Senin waktu AS, seiring koreksi di pasar saham dan obligasi.
Data yang dirilis Senin menunjukkan manufaktur AS mengalami kontraksi selama sembilan bulan berturut-turut pada November. Indeks manufaktur PMI versi Institute for Supply Management (ISM) turun menjadi 48,2 dari 48,7 pada bulan sebelumnya.
Indikator pesanan baru dan tenaga kerja juga melemah, sementara harga input naik akibat dampak tarif impor yang masih membebani.
"Semua ini menunjukkan bahwa permintaan dalam perekonomian telah melambat. Saya benar-benar yakin The Fed perlu memangkas suku bunga, bukan hanya pada Desember, tetapi juga melanjutkannya tahun depan," ujar ujar Head of G3 Economics ANZ di London Brian Martin, seraya memperkirakan tambahan pemangkasan 50 basis poin pada 2026.
Peluang The Fed
Menurut CME FedWatch, pasar saat ini memperkirakan peluang 88% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 10 Desember, naik dari proyeksi 63% sebulan lalu.
Yield obligasi AS tenor 10 tahun terakhir berada di level 4,086%, naik setelah aksi jual di pasar obligasi global pada Senin.
Terhadap yen Jepang, dolar diperdagangkan di 155,51 yen, tidak berubah dari posisi akhir perdagangan AS. Hal ini terjadi setelah Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda menyatakan bahwa bank sentral akan mempertimbangkan 'untung dan rugi' kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya, mendorong yield obligasi Jepang tenor dua tahun menembus 1% untuk pertama kalinya sejak 2008.
Euro stabil di US$1,1610 di sesi Asia. Pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina berlanjut, dengan para pemimpin Eropa menyatakan dukungan bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy setelah proposal perdamaian yang didukung AS sebelumnya dinilai lebih menguntungkan Rusia. Di sisi lain, utusan khusus AS menuju Moskow untuk melanjutkan pembahasan dengan Kremlin.
Poundsterling berada di US$1,3216, dekat level tertinggi dalam sebulan dan relatif stabil. Kepala lembaga pengawas fiskal Inggris mengundurkan diri pada Senin setelah secara tidak sengaja membocorkan detail penting dari rencana pajak dan belanja pemerintah sebelum diumumkan Menteri Keuangan Rachel Reeves di parlemen.
Dolar Australia diperdagangkan di US$0,6544, sementara dolar Selandia Baru berada di US$0,5727, keduanya bergerak datar pada awal sesi Asia.

Sumber : investor.id