Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Selasa 23 Desember 2025: Melesat
Tuesday, December 23, 2025       09:36 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melesat pada Selasa (23/12/2025), seiring pelemahan indeks dolar dan meningkatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.10 WIB di pasar spot exchange, nilai tukar rupiah hari ini melesat 17 poin (0,10%) ke level Rp 16.760 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat turun 0,17% ke level 98,11.
Sedangkan pada perdagangan Senin (22/12/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 27 poin Rp 16.777.
Dikutip dari Reuters, dolar AS berada di bawah tekanan, setelah The Fed memangkas suku bunga awal bulan ini dan memproyeksikan pemangkasan lanjutan pada 2026. Namun, pasar saat ini memperkirakan masih ada dua kali pemangkasan suku bunga Fed pada tahun depan.
Kepala Strategi Investasi Saxo Charu Chanana menilai, potensi pelonggaran kebijakan Fed pada 2026 berpotensi membuat imbal hasil obligasi AS turun atau sentimen risiko memburuk.
"Risiko terbesar adalah jika ekonomi AS tetap bertahan dengan suku bunga tinggi lebih lama," kata Chanana.
Sementara itu, dolar AS juga melemah terhadap Sejumlah mata uang global. Euro menguat tipis ke level US$ 1,17685, sedangkan poundsterling bertengger di dekat level tertinggi dua setengah bulan di US$ 1,3474.
Indeks Dolar Merosot
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama, turun ke 98,18 pada awal perdagangan Selasa, setelah merosot 0,48% sehari sebelumnya. Indeks ini diperkirakan turun 1,3% sepanjang Desember dan anjlok 9,5% sepanjang tahun, penurunan tahunan terdalam sejak 2017.
Strategi MUFG menilai pelemahan dolar tahun ini bukanlah fenomena sesaat. Mereka menyebut dolar AS telah mencapai puncaknya dan kini memasuki tren penurunan multi-tahun.
Fokus investor selanjutnya tertuju pada data produk domestik bruto (PDB) AS yang akan dirilis Selasa waktu setempat. Data ini sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan selama 43 hari dan dinilai sudah kurang relevan, sehingga diperkirakan tidak terlalu menggoyang pasar.
PDB AS diperkirakan tumbuh 3,3% secara tahunan pada kuartal terakhir, menurut survei Reuters terhadap para ekonom, setelah tumbuh 3,8% pada kuartal kedua. Pertumbuhan tersebut mencerminkan apa yang disebut ekonom sebagai ekonomi berbentuk K, di mana kelompok berpendapatan tinggi tetap kuat, sementara kelompok menengah dan bawah masih tertekan.
Di pasar mata uang lainnya, dolar Australia tercatat di US$ 0,666, dolar Selandia Baru naik 0,13% ke US$ 0,5801, sementara franc Swiss menguat ke level tertinggi satu bulan di 0,7909 per dolar AS.

Sumber : investor.id