Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat Tipis, Kekhawatiran Sektor Perbankan AS Membaik
Monday, October 20, 2025       11:22 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada Senin (20/10/2025) siang. Penguatan itu karena dipengaruhi kekhawatiran pasar terhadap sektor perbankan Amerika Serikat (AS) membaik.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 11.03 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini menguat tipis sebesar 5 poin (0,03%) ke level Rp 16.585 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,01% ke level 98,44.
Sedangkan pada perdagangan Jumat (17/10/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup ditutup melemah 9 poin di level Rp 16.589.
Dikutip dari Antara, analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi kekhawatiran pasar terhadap sektor perbankan AS membaik. "Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar seiring membaiknya sentimen pasar dengan meredanya kekhawatiran di sektor perbankan AS," ujarnya.
Permasalahan sektor perbankan AS yang dimaksud adalah kebangkrutan dari First Brands Group dan Tricolor Holdings yang menyeret nama-nama korporasi bank besar seperti JP Morgan, Bank of America, dan Jefferies.First Brands merupakan perusahaan pemasok suku cadang otomotif global, sedangkan Tricolor Holding bergerak di bidang pembiayaan mobil bekas berbasis teknologi finansial dan Artificial Intellingence (AI).
Mengutip Xinhua, kebangkrutan dua perusahaan yang terkait industri otomotif tersebut memicu kekhawatiran akan standar pinjaman nan longgar, terutama di pasar kredit swasta yang tak transparan.
Namun, potensi penguatan kurs rupiah diperkirakan terbatas mengingat investor mengantisipasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) pada pekan ini."BI diperkirakan akan memangkas suku bunga dalam usaha mendukung dan sejalan dengan program stimulus ekonomi pemerintah," ucap Lukman.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, nilai tukar rupiah diprediksi berkisar Rp 16.500 - 16.650 per dolar AS.

Sumber : investor.id