Petinggi Bumi Resources (BUMI) Mundur
Wednesday, July 02, 2025       16:54 WIB

JAKARTA, investor.id- Satu direktur dan satu komisaris PT Bumi Resources Tbk () mengundurkan diri dari jabatannya. Dua petinggi itu bernama Yingbin Ian He dan Jinping Ma.
Yingbin Ian He mundur dari posisi direktur Bumi Resources dan Jinping Ma dari posisi komisaris. "Pada 1 Juli, perseroan menerima informasi perihal pengunduran diri Bapak Yingbin Ian He dari posisinya sebagai direktur dan Bapak Jinping Ma dari posisinya sebagai komisaris," ungkap Direktur Bumi Resources (), RA Sri Dharmayanti dalam keterangan tertulis, Rabu (2/7/2025).
Dia menegaskan, perseroan akan melaksanakan proses perihal pengunduran diri Yingbin Ian He dan Jinping Ma sesuai anggaran dasar (AD) perseroan.
Sementara itu, di lantai bursa, harga saham hingga penutupan perdagangan Rabu (2/7) tampak anteng alias stagnan di level Rp 114.
Sebagai informasi, dalam sepekan terakhir, saham menguat 1,79%. Namun, dalam sebulan, harga saham terpangkas 7,3% dan year to date (ytd) terkikis 3,39%.
Belum lama ini, menandatangani kesepakatan awal ( term sheet agreement ) dengan Wolfram Limited, perusahaan berbasis di Australia yang bergerak di bidang pertambangan emas dan tembaga.
Dengan begitu, memulai program diversifikasi di luar sektor batu bara termal ke sektor hilirisasi dan mineral kritis. Saat ini, emiten Grup Bakrie dan Salim tersebut merupakan eksportir batu bara termal terbesar di dunia dan salah satu perusahaan batu bara terbesar global.
Target Harga Saham
Selain tambang emas dan tembaga, juga dikabarkan berencana mengakuisisi tambang bauksit dan pabrik alumina di Kalimantan Barat.
Untuk mendanai akuisisi tersebut, akan menggunakan kombinasi utang dan kas internal. Rasio utang bersih perseroan tergolong rendah sebesar 7,9% pada kuartal I-2025.
Dengan berbagai pertimbangan, Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy saham . Target harga saham berbasis sum of the parts ( SOTP ) sebesar Rp 170.
Target harga tersebut mencerminkan valuasi EV/resource sebesar 0,6 kali untuk tahun 2025. Risiko utamanya jika harga batu bara lebih rendah dari perkiraan, terjadi perubahan regulasi, dan risiko dalam mengeksekusi proyek.

Sumber : investor.id