RAJA Jual Lagi Saham RATU, Ada Transaksi Nego di Rp 1.175
Tuesday, March 18, 2025       09:25 WIB

JAKARTA, investor.id - Emiten Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk () lagi-lagi menjual saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (). Kali ini sebanyak 5,34% saham yang dilepas pada 17 Maret 2025.
"Pada tanggal 17 Maret 2025, perseroan melepaskan sebanyak 144.983.800 saham yang dimiliki oleh perseroan yang mewakili sebanyak 5,34% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam ," ungkap Sekretaris Perusahaan , Yuni Pattinasarani dalam keterbukaan informasi, Selasa (18/3/2025).
Dia menambahkan transaksi pelepasan saham ini tidak mempengaruhi pengendalian perseroan atas . Perseroan tetap mempertahankan statusnya sebagai pemegang saham utama dengan kepemilikan saham sebesar 70% saham.
Berdasarkan data pasar, memang terjadi transaksi di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI) atas saham pada 17 Maret kemarin. Jumlahnya sebanyak 1,4 juta lot saham di harga Rp 1.175 per saham. Sehingga nilai keseluruhan transaksi Rp 179,4 miliar. Saham sendiri di pasar reguler kemarin ditutup di Rp 5.175 (+4,55%).
Sebelumnya pada 5 Maret 2025, juga menjual 4,66% saham . Sehingga total, melepas 10% saham . Tapi kepada siapa menjualnya, belum terungkap.
BEI sempat meminta penjelasan kepada PT Rukun Raharja Tbk () terkait penjualan saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (). Salah satu pertanyaan BEI adalah latar belakang dan tujuan pelepasan saham oleh .
Sekretaris Perusahaan Yuni Pattinasarani menjelaskan, perseroan melakukan pelepasan sebanyak 126.521.500 (4,66%) saham tujuannya adalah sebagai bagian dari strategi perseroan dalam mengoptimalkan portofolio investasinya agar lebih selaras dengan fokus utama bisnis perseroan.
"Selain itu, pelepasan saham ini bertujuan untuk memperkokoh struktur permodalan untuk mendorong pertumbuhan dan ekspansi bisnis perseroan di sektor-sektor strategis yang menjadi prioritas. Memberikan fleksibilitas keuangan bagi perseroan untuk melakukan investasi di proyek-proyek yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi," papar Yuni dalam keterbukaan informasi belum lama ini.
Ia menyebutkan bahwa penentuan harga transaksi di Rp 1.175/saham didasarkan pada perjanjian jual beli saham yang telah ditandatangani oleh para pihak pada tanggal 10 Januari 2025, yang berlaku efektif sejak pengalihan saham pertama kali dilakukan.
"Penilaian nilai wajar saham pada saat perjanjian ditandatangani, dengan mempertimbangkan bahwa pemilihan mitra strategis diharapkan dapat mendukung pengembangan menjadi perusahaan yang lebih besar," terang Yuni.
BEI juga menanyakan siapa pihak yang menerima saham dan kepatuhan terhadap regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurut Yuni, pelepasan saham ini dilakukan kepada pihak yang tidak memiliki kewajiban pelaporan kepemilikan saham sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( POJK ) No. 4 Tahun 2024 tentang Laporan Kepemilikan atau Perubahan Kepemilikan Saham Perusahaan Terbuka dan Aktivitas Menjaminkan Saham Perusahaan Terbuka.
"Sehingga, tidak ada kewajiban bagi penerima saham untuk melakukan pelaporan kepada OJK terkait transaksi ini," imbuhnya.
Dia menambahkan, berdasarkan perjanjian tanggal 10 Januari 2025, telah sepakat untuk mengalihkan 10% saham perseroan dalam secara bertahap.
Pada tahap pertama, sebagaimana diumumkan dalam keterbukaan informasi fakta material pada 6 Maret 2025, perseroan telah melepas 4,66% saham. Perseroan akan menyampaikan keterbukaan informasi berikutnya setelah pelaksanaan tahap selanjutnya dalam proses jual beli saham ini.
Sempat Ada Rumor
Sementara itu, sempat ramai dirumorkan bahwa konglomerat Prajogo Pangestu menjadi anchor buyer IPO Raharja Energi Cepu ().
Bursa Efek Indonesia (BEI) pernah melakukan klarifikasi terkait rumor tersebut kepada PT Petrosea Tbk (), emiten dengan penerima manfaat akhir Prajogo Pangestu.
Manajemen sendiri menjawab tidak mengetahui terkait hal tersebut. Sebagai informasi, Happy Hapsoro - penerima manfaat akhir dari - mempunyai saham melalui PT Caraka Reksa Optima.

Sumber : investor.id