RUPST PP Presisi (PPRE) Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris
Friday, May 23, 2025       17:22 WIB

JAKARTA, investor.id - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT PP Presisi Tbk () memutuskan, merombak jajaran direksi dan dewan komisaris untuk mendukung transformasi dan pertumbuhan jangka panjang.
Setelah resmi mendapatkan persetujuan, berikut ini merupakan susunan terbaru pengurus dari anak usaha BUMN Karya, PT PP Tbk () tersebut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama / Komisaris Independen: Narwanto
Komisaris: Maulana Malik Ibrahim
Komisaris: Albert SM Simangunsong
Dewan Direksi:
Direktur Utama: Rizki Dianugrah
Direktur Keuangan & Human Capital Management (HCM): M. Arif Iswahyudi
Direktur Pengelolaan Bisnis & Operasi: Yovi Hendra
Dari sisi dewan komisaris, penunjukan Narwanto sebagai komisaris utama menggantikan posisi Nur Rochmad.Kemudian, Muhammad Zahid digantikan oleh Maulana Malik Ibrahim, dan Albert SM Simangunsong tetap dipertahankan.
Dari sisi dewan direksi, pengangkatan Rizki Dianugrah menggantikan direktur utama sebelumnya yaitu Azran. RUPST juga menunjukYovi Hendra sebagai direksi baru menggantikan Rebimun. Sementara Arif tetap menjadi direktur keuangan .& HCM
Manajemen baru tersebut diharapkan membawa semangat segar dan memperkuat kapabilitas eksekusi strategi korporasi khususnya dalam mempercepat transformasi bisnis dan ekspansi di sektor jasa pertambangan.
Sepanjang tahun buku 2024, mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,7 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 194 miliar. Pendapatan tersebut ditopang oleh kontrak baru senilai Rp 6,8 triliun, dengan 70% berasal dari jasa pertambangan dan 28% dari pekerjaan sipil.
"Transformasi bisnis kami telah menunjukkan hasil nyata, menjadikan lini jasa pertambangan sebagai pilar utama pertumbuhan perusahaan. Perubahan struktur manajemen ini diharapkan semakin memperkuat pondasi tersebut," ujar Direktur Utama sebelumnya, Arzan, dalam keterangan resminya, Jumat (23/5/2025).
Selain perubahan manajemen, RUPST juga menetapkan penggunaan laba bersih pada tahun buku 2024 sebesar Rp 90,34 miliar. Rinciannya, sebanyak Rp 4,52 miliar atau sekitar 5% dialokasikan sebagai cadangan wajib, sementara sekitar Rp85,82 miliar sisanya sebagai laba ditahan.

Sumber : investor.id