Wall Street Kompak Cetak Rekor Tertinggi Baru Meski Shutdown AS Berlanjut
Friday, October 03, 2025       08:47 WIB

NEW YORK , investor.id -Tiga indeks utama Wall Street kompak ditutup di level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis (2/10/2025), meski kekhawatiran shutdown pemerintahan Amerika Serikat (AS) memasuki hari kedua.
Dikutip dari CNBC Internasional, indeks S&P 500 naik tipis 0,06% ke 6.715,35, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa intraday baru dengan kenaikan 0,3%. Dow Jones Industrial Average menguat 78,62 poin (0,17%) ke 46.519,72.
Sementara Nasdaq Composite melesat 0,39% ke 22.844,05. Indeks berbasis teknologi itu juga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa intraday. Hal itu ditopang lonjakan saham Nvidia yang kembali menyentuh level tertinggi sepanjang masa di tengah euforia investor pada sektor kecerdasan buatan (AI).
Meski pasar masih bergerak positif, sentimen sempat tertekan setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, memperingatkan bahwa produk domestik bruto (PDB) AS bisa terdampak akibat shutdown. "Semakin lama berlangsung, semakin besar pukulan bagi kinerja ekonomi," ujarnya dalam wawancara dengan CNBC .
Optimisme bahwa pendanaan federal hanya akan terhenti sementara sempat mendorong reli indeks sehari sebelumnya, dengan S&P 500 berhasil menembus level 6.700 untuk pertama kalinya dan Dow juga menutup perdagangan di rekor baru.
 Shutdown pemerintah AS terjadi setelah Demokrat dan Republik gagal mencapai kesepakatan anggaran pada Selasa lalu. Kedua pihak saling menyalahkan, dengan Demokrat menuntut agar kebijakan perpanjangan kredit pajak kesehatan bagi jutaan warga AS tetap dimasukkan dalam paket anggaran.
Presiden Donald Trump bahkan menyebut kebuntuan ini memberi dirinya 'kesempatan besar' untuk memangkas berbagai lembaga federal.
Sesuai Ekspektasi Pasar
Senior Client Portfolio Manager Zacks Investment Management Brian Mulberry mengatakan, s  hutdown pemerintah AS ini berjalan sesuai ekspektasi pasar, dengan kedua pihak lebih suka beradu argumen lewat media ketimbang menyusun anggaran jangka panjang.
"Pasar masih bisa mentoleransi dalam beberapa hari, tapi jika benar ada pemangkasan permanen birokrasi, hal itu bisa jadi positif dalam jangka panjang meski mengganggu dalam jangka pendek," kata Mulberry.
Secara historis, shutdown pemerintah AS biasanya tidak banyak mengguncang pasar. Namun kali ini, investor lebih waspada karena kombinasi faktor, yaitu kebijakan yang semakin volatile , valuasi saham yang tinggi, reli berbasis AI, hingga kekhawatiran inflasi.
Apalagi, kali ini Trump mengancam melakukan pemecatan massal pekerja federal secara permanen, yang bisa memperburuk kondisi pasar tenaga kerja.
Pertanyaan utama investor kini adalah, durasi kebuntuan ini akan berlangsung. Shutdown pemerintah AS diperkirakan setidaknya berlanjut hingga tiga hari, mengingat Senat libur memperingati Yom Kippur pada Kamis dan baru akan kembali bersidang Jumat (3/10/2025).
Sedangkan pasar bertaruh bahwa shutdown pemerintah AS bisa berlangsung hampir dua pekan.
Selain itu, shutdown pemerintah AS juga memicu ' blackout ' data ekonomi. Laporan ketenagakerjaan non-farm payrolls (NFP) September yang seharusnya dirilis Jumat dipastikan batal karena aktivitas Departemen Tenaga Kerja dihentikan.
The Fed diperkirakan tetap akan mengumumkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Oktober, setelah data ADP Rabu (1/10/2025) menunjukkan penurunan jumlah tenaga kerja sektor swasta.

Sumber : investor.id