Wall Street Mengamuk, Pecah Rekor Tertinggi Berjemaah
Tuesday, October 28, 2025       09:09 WIB

NEW YORK , investor.id -Indeks-indeks saham Wall Street ditutup mengamuk hingga memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa ( all time high /ATH) berjemaah pada perdagangan Senin (27/10/2025) waktu setempat. Setelah meredanya ketegangan dagang antara AS dan China memicu optimisme pasar akan tercapainya kesepakatan dagang dalam waktu dekat.
Dikutip dari Reuters, indeks saham S&P 500 melesat 1,23% ke level 6.875,16, menjadi penutupan pertama kalinya di atas level psikologis 6.800. Sementara itu, Nasdaq Composite menguat 1,86% ke 23.637,46, ditopang lonjakan saham-saham teknologi seperti Nvidia dan emiten semikonduktor lainnya.
Sedagkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 337,47 poin (0,71%) ke posisi 47.544,59. Ketiga indeks utama AS tersebut kompak menutup perdagangan di rekor tertinggi sepanjang masa, termasuk Russell 2000 yang mewakili saham berkapitalisasi kecil.
"Kami memiliki kerangka kerja yang sangat baik bagi para pemimpin untuk dibahas pada Kamis (30/10/2025) nanti," ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent dari sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kerangka kesepakatan tersebut dikabarkan mencakup penundaan pembatasan ekspo r rare earth dari China yang sempat memicu ketegangan, pembatalan rencana tarif 100% yang sempat diancam Presiden Donald Trump mulai 1 November, serta dimulainya kembali pembelian kedelai AS oleh China.
Kesepakatan itu juga disebut dapat mencakup penyelesaian sengketa TikTok, dengan AS memperoleh kesepakatan untuk versi domestik aplikasi video tersebut.
"Saya sangat menghormati Presiden Xi Jinping, dan kami akan mencapai kesepakatan," kata Trump dari pesawat kepresidenan Air Force One.
Reli Saham Teknologi
Saham-saham teknologi, khususnya di sektor semikonduktor yang paling rentan terhadap konflik dagang dengan China, menjadi motor penggerak reli. Saham Nvidia dan Broadcom masing-masing naik lebih dari 2%, sementara Tesla melesat 4,3%.
Saham Qualcomm bahkan melonjak 11% dan sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa baru setelah meluncurkan chip kecerdasan buatan (AI) terbarunya yang menempatkannya bersaing langsung dengan Nvidia dan AMD.
"Jika kita benar-benar mendapatkan kesepakatan dagang yang positif antara AS dan China, maka dua mitra dagang terbesar dunia akan kembali bekerja sama. Itu akan menjadi sinyal yang sangat baik bagi pasar," ujar Kepala Strategi Investasi di CFRA Research Sam Stovall.
Stovall menambahkan, banyak proyeksi pertumbuhan sektor teknologi selama ini belum memperhitungkan kontribusi China. "Begitu China kembali masuk dalam perhitungan, prospeknya akan jauh lebih optimistis bagi pasar," ujarnya.
Selain sentimen dagang, pasar juga menantikan laporan keuangan kuartal III dari raksasa teknologi Big Tech, termasuk Alphabet, Amazon, Apple, Meta Platforms, dan Microsoft, yang dijadwalkan rilis pekan ini. Investor juga memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan pada Rabu, menyusul data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan pekan lalu.
"Jika tren pemangkasan suku bunga berlanjut dan risiko resesi makin kecil, saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah yang kini masih diperdagangkan dengan valuasi diskon dapat mencatatkan kinerja sangat baik," tambah Stovall.
Ketiga indeks utama Wall Street sebelumnya juga mencetak rekor tertinggi pada Jumat pekan lalu, menandakan tren bullish yang semakin kuat di pasar saham AS.

Sumber : investor.id