Wall Street Menguat, Didukung Laporan Keuangan Cemerlang 2 Bank Besar AS
Thursday, October 16, 2025       09:08 WIB

NEW YORK , investor.id -Indeks-indeks saham Wall Street mayoritas menguat pada perdagangan Rabu (15/10/2025) waktu setempat. Penguatan itu ditopang laporan keuangan positif dari dua raksasa perbankan Amerika Serikat (AS), Bank of America dan Morgan Stanley.
Dikutip dari CNBC internasional, kinerja kuat sektor keuangan ini berhasil mengimbangi kekhawatiran pasar terhadap negosiasi dagang AS-China dan potensi dampak dari shutdown pemerintah.
Indeks S&P 500 naik 0,4% ke level 6.671,06 setelah sempat melonjak hingga 1,2% di sesi perdagangan. Nasdaq Composite menguat 0,7% ke 22.670,08. Sedangkan Dow Jones Industrial Average berakhir hampir stagnan, turun tipis 17,15 poin atau 0,04% ke 46.253,31.
Saham Bank of America melesat 4,4%, sementara Morgan Stanley naik 4,7% setelah kedua bank tersebut melaporkan kinerja kuartalan yang melampaui ekspektasi pasar, baik dari sisi laba maupun pendapatan.
Chief Investment Strategist di CFRA Research Sam Stovall mengatakan, bank-bank besar benar-benar mencetak hasil luar biasa, melampaui ekspektasi laba dan pendapatan. "Ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih solid. Ditambah dengan peluang The Fed memangkas suku bunga akhir bulan ini, sentimen investor menjadi lebih optimistis," ujarnya.
Meski demikian, volatilitas di pasar saham masih tinggi. Indeks volatilitas Cboe (VIX), yang dikenal sebagai 'pengukur ketakutan Wall Street', naik ke 20,6 setelah sempat menyentuh 21,6 pada pekan lalu, merupakan level tertingginya sejak akhir Mei.
Sementara itu, saham teknologi seperti Nvidia sempat naik 2,7% namun berbalik melemah tipis 0,1% di akhir sesi.
Dibayangi Ketegangan Baru
Pasar saham masih dibayangi ketegangan baru antara AS dan China setelah Presiden Donald Trump mengancam akan menerapkan embargo minyak goreng terhadap Beijing, sebagai balasan atas kebijakan China yang membatasi ekspor mineral tanah jarang dan tidak membeli kedelai dari AS.
Trump juga sempat menyebut rencana penerapan tarif tambahan 100% terhadap seluruh barang impor asal China.
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan bahwa pemerintah tidak akan melunak hanya karena pasar saham bergejolak. "Kami tidak bernegosiasi karena pasar turun. Kami bernegosiasi karena kami melakukan yang terbaik untuk ekonomi AS," kata Bessent dalam wawancara eksklusif di forum  CNBC Invest in America .
Penutupan sebagian operasi pemerintahan AS yang telah berlangsung selama tiga minggu juga menambah ketidakpastian, karena menghambat publikasi data ekonomi penting yang menjadi acuan pelaku pasar.
Ekonom Senior di Interactive Brokers Jose Torres menilai, investor tampaknya belum siap membawa indeks saham ke rekor tertinggi sepanjang masa ( all time high /ATH) baru. Sebab, mereka menunggu lebih banyak laporan keuangan dan sinyal dari Washington maupun Beijing sebelum mengambil langkah besar.
"Tingkat volatilitas yang tinggi menunjukkan potensi pergerakan pasar yang tajam ke dua arah, tergantung pada berita penting yang muncul," tutupnya.

Sumber : investor.id

berita terbaru
Monday, Oct 20, 2025 - 19:49 WIB
Financial Statements 3Q 2025 of IPCC
Monday, Oct 20, 2025 - 19:44 WIB
Financial Statements 3Q 2025 of ASSA
Monday, Oct 20, 2025 - 19:11 WIB
Azko (ACES) Masih Berat
Monday, Oct 20, 2025 - 18:24 WIB
Indonesia Market Summary (20/10/2025)