Wall Street Tumbang Berjemaah, Terseret Kejatuhan Kripto
Tuesday, December 02, 2025       09:13 WIB

NEW YORK , investor.id -Indeks-indeks utama Wall Street tumbang berjemaah pada perdagangan Senin (1/12/2025). Pasar saham Amerika Serikat (AS) itu terseret turun oleh aksi jual di aset kripto, yang memicu volatilitas tinggi di awal Desember.
Dikutip dari CNBC internasional, indeks S&P 500 ditutup turun 0,53% ke 6.812,63. Sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,38% menjadi 23.275,92. Dow Jones Industrial Average merosot 427,09 poin (0,9%) ke level 47.289,33. Ketiganya sekaligus mengakhiri reli lima hari beruntun.
Penurunan tajam Bitcoin menjadi salah satu pemicu pelemahan. Kripto terbesar dunia itu anjlok sekitar 6% dan kembali diperdagangkan di bawah US$ 86.000, merupakan hari terburuk sejak Maret. Akhir bulan lalu, Bitcoin juga sempat turun di bawah US$ 90.000 untuk pertama kalinya sejak April, dan terus kesulitan menguat kembali.
Saham-saham terkait kripto seperti Coinbase dan MicroStrategy ikut terkoreksi tajam.
Sektor teknologi juga mengalami tekanan. Saham Broadcom dan Super Micro Computer masing-masing turun lebih dari 4% dan 1%, mencerminkan aksi ambil untung di saham-saham bertema kecerdasan buatan (AI).
Namun, saham Synopsys justru melonjak setelah Nvidia mengumumkan investasi di perusahaan tersebut. Sementara itu, saham Nvidia sendiri naik lebih dari 1%.
Di luar sektor teknologi, saham ritel seperti Ulta dan Walmart bergerak naik seiring memanasnya musim belanja akhir tahun. ETF State Street SPDR S&P Retail (XRT) bahkan menguat dan mempertahankan kenaikan lima hari lebih dari 6%, menentang tren pelemahan pasar.
Performa Wall Street
Pelemahan ini terjadi setelah pekan lalu Wall Street mencatat performa solid. Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik lebih dari 3%, sementara Nasdaq melonjak hampir 5%.
Namun secara keseluruhan, November berjalan cukup bergejolak. S&P 500 dan Dow Jones hanya mampu bertahan sedikit di atas level bulan sebelumnya, sedangkan Nasdaq terkoreksi 1,5% dan menghentikan reli tujuh bulan.
Pada satu titik di November, indeks berfokus teknologi itu bahkan sempat turun hampir 8% dari penutupan Oktober akibat kekhawatiran terhadap valuasi saham AI.
Meski demikian, faktor musiman memberi harapan. Secara historis, Desember menjadi salah satu bulan terbaik bagi Wall Street. Sejak 1950, S&P 500 rata-rata mencatat kenaikan lebih dari 1% di bulan ini.
Chief Investment Officer Blanke Schein Wealth Management Robert Schein mengatakan, pasar saham AS sedang melalui fase konsolidasi. "Namun, kami menilai kondisi pasar masih cukup kuat, terutama dengan tingginya peluang bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lagi minggu depan," tutupnya.

Sumber : investor.id