Wall Street Turun Serentak, Tertekan Saham Sektor Perbankan Ambruk
Friday, October 17, 2025       08:48 WIB

NEW YORK , investor.id -Indeks-indeks saham Wall Street turun serentak pada Kamis (16/10/2025), setelah sempat mencatat kenaikan di awal perdagangan. Tekanan datang dari saham-saham sektor perbankan yang ambruk karena kekhawatiran terhadap kredit macet.
Dikutip dari CNBC internasional, investor juga waspada terhadap ketegangan perdagangan AS-China dan shutdown pemerintah yang masih berlangsung.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 301,07 poin (0,7%) ke level 45.952,24, setelah sebelumnya sempat naik 170 poin. Sementara itu, S&P 500 melemah 0,6% menjadi 6.629,07, dan Nasdaq Composite turun 0,5% ke 22.562,54.
Saham bank regional seperti Zions dan Western Alliance jatuh ke level terendah hari ini. Zions merosot 13% setelah mencatat biaya besar akibat kredit macet dari beberapa debitur, sementara Western Alliance turun 11% karena menuduh salah satu debitur melakukan penipuan.
"Pasar sangat sensitif terhadap kerugian terkait kredit. Komentar dari bank-bank regional membuat sebagian besar saham keuangan skala kecil turun hari ini," ujar manajer portofolio Argent Capital Management Jed Ellerbroek.
Kekhawatiran sektor perbankan meningkat menyusul kebangkrutan dua perusahaan terkait industri otomotif, yang memicu keraguan terhadap praktik pinjaman longgar, terutama di pasar kredit swasta yang kurang transparan.
CEO JPMorgan Jamie Dimon menekankan, ketika melihat satu masalah, kemungkinan masih ada masalah lain. Hal itu terkait jatuhnya First Brands dan Tricolor Holdings. Saham Jefferies, yang memiliki eksposur terhadap First Brands, turun 10% pada Kamis, sehingga total kerugiannya bulan ini mencapai 25%.
Penurunan saham ini terjadi bersamaan dengan lonjakan Cboe Volatility Index (VIX), penurunan imbal hasil obligasi, dan pelemahan dolar AS. VIX naik ke level tertinggi sejak Mei, sementara imbal hasil Treasury 10 tahun turun di bawah 4%. Indeks dolar AS kehilangan hampir 0,5%.
Ketegangan AS-China
Ketegangan perdagangan AS-China kembali meningkat pekan ini. Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengancam akan memberlakukan tarif tambahan 100% terhadap barang impor dari China sebagai respons terhadap kontrol ekspor mineral tanah jarang oleh Beijing.
Meskipun ketegangan sempat mereda beberapa hari, Trump kembali mengancam China dengan larangan perdagangan minyak goreng pada Selasa (14/10/2025).
"Administrasi Trump ingin mengendalikan lebih banyak hal dibandingkan pemerintahan sebelumnya, sehingga pasar sering terguncang secara tak terduga. Investor harus menerima ini sebagai kondisi baru dan tetap waspada," kata Ellerbroek.
Investor juga terus mengawasi penutupan sebagian pemerintahan AS yang telah memasuki minggu ketiga, yang menyebabkan tertundanya publikasi data ekonomi penting dari berbagai lembaga federal.

Sumber : investor.id

berita terbaru
Monday, Oct 20, 2025 - 19:49 WIB
Financial Statements 3Q 2025 of IPCC
Monday, Oct 20, 2025 - 19:44 WIB
Financial Statements 3Q 2025 of ASSA
Monday, Oct 20, 2025 - 19:11 WIB
Azko (ACES) Masih Berat
Monday, Oct 20, 2025 - 18:24 WIB
Indonesia Market Summary (20/10/2025)