Aktivitas Manufaktur Asia Masih Lesu, Permintaan Global Menurun
Monday, October 02, 2023       14:16 WIB

Ipotnews - Aktivitas manufaktur di Asia tetap lesu menjelang puncak musim liburan, memperpanjang tekanan penurunan yang berkepanjangan pada tahun ini.
Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur S&P Global dan au Jibun Bank yang diterbitkan hari ini, Senin (2/10) menunjukkan aktivitas pabrik di kawasan ini sebagian besar memburuk pada bulan September. Permintaan global untuk barang-barang manufaktur menyusut, mendorong penurunan produksi dan berkurangnya pekerjaan baru.
Laman Bloomberg melaporkan, PMI Jepang sedikit melambat menjadi 48,5 dari 49,6 di bulan Agustus, menjauhi angka 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi.
Indeks Taiwan mencatat lonjakan yang cukup besar menjadi 46,4 lebih baik dari bulan sebelumnya di 44,3. Kemerosotan global telah menghantam ekonomi negara-negara yang berorientasi ekspor, mengurung indeks PMI negara-negara tersebut di zona merah sejak Mei 2022.
Kebangkitan manufaktur di Asia Tenggara juga kehilangan tenaga. Bahkan Indonesia yang berkinerja terbaik di kawasan ini mengalami perlambatan ekspansi menjadi 52,3 di September dari 53,9 di bulan sebelumnya.
Pabrik-pabrik di Vietnam mengalami penurunan aktivitas setelah sebulan ekspansi, bergabung dengan negara-negara seperti Thailand, Malaysia, Myanmar. Hanya Filipina yang mengalami peningkatan, berbalik dari kontraksi ke ekspansi.
Data terbaru itu memperlihatkan adanya sinyal-sinyal peringatan saat sektor manufaktur memasuki musim puncaknya menjelang liburan Natal dan Tahun Baru. Kondisi ini melemahkan optimisme bahwa ekonomi global telah menemukan pijakan yang lebih stabil, dengan permintaan konsumen dan ekspor telah menguat di beberapa kuartal.
Situasi ini menunjukkan sebuah jalan sulit yang harus dilaui para produsen karena dimulainya musim kemarau El Nino. Pasokan minyak yang lebih ketat juga mengancam akan menghidupkan kembali tekanan biaya dan mempertahankan biaya pinjaman yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Sebelumnya, data dari China menunjukkan betapa rapuhnya pemulihan di negara itu. PMI manufaktur resminya naik menjadi 50,2 bulan lalu - ekspansi pertama sejak Maret. Namun, PMI manufaktur Caixin yang lebih berorientasi pada ekspor turun ke 50,6, lebih rendah dari perkiraan, meskipun masih berada di wilayah ekspansi setelah Beijing meluncurkan stimulus. (Bloomberg)


Sumber : admin