Aktivitas Sektor Manufaktur Asia Tetap Ekspansif, Kendati Perayaan Tahun Baru Imlek Terganggu
Monday, March 01, 2021       17:18 WIB

Ipotnews - Aktivitas mesin-mesin manufaktur di seluruh Asia tetap berputar cepat pada bulan lalu, meskipun perayaan Tahun Baru Imlek yang biasanya mendorong konsumsi tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya.
Indeks aktivitas sektor manufaktur (PMI) Jepang bahkan mencatatkan level terkuat sejak 2018, sementara di India, Indonesia, Filipina, dan Vietnam tetap berekspansi - berada di atas level 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi. Sedangkan Malaysia dan Thailand semakin menyusut, di level 47,7 dan 47,2.
Bloomberg, Senin (1/3) mengabarkan, Taiwan dan Korea Selatan, yang telah mengalami permintaan yang kuat untuk elektronik, akan melaporkan indeks PMI pada Selasa besok setelah libur panjang akhir pekan ini. Data terpisah Senin ini menunjukkan bahwa ekspor Korea Selatan naik untuk empat bulan berturut-turut, sebagian didorong oleh permintaan semikonduktor.
Pemulihan China sedikit melambat bulan lalu karena pabrik tutup selama liburan Tahun Baru Imlek dan pembatasan mobilitas membatasi aktivitas perjalanan yang biasanya sangat sibuk. Indeks PMI China dari Caixin Media dan IHS Markit PMI turun pada Februari lalu menjadi 50,9 dari 51,5 di bulan sebelumnya.
Data yang dirilis Minggu kemarin, oleh Biro Statistik Nasional China menunjukkan indeks PMI Februari turun menjadi 50,6 dari 51,3 bulan sebelumnya, sementara indeks non-manufaktur turun menjadi 51,4 dari 52,4.
Indeks manajer pembelian terbaru menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana produsen melihat prospek di luar gangguan kekhasan Tahun Baru Imlek, kenaikan biaya pengiriman, dan lonjakan harga bahan baku akhir-akhirini, termasuk tembaga.
Dorongan program vaksinasi dan pelonggaran pembatasan mobilitas mendorong perekonomian beberapa negara di Asia, meskipun yang lain dihadapkan pada wabah virus varian baru yang menekan pembuat kebijakan untuk mempertahankan stimulus.
Di Jepang, indeks Jibun Bank dan IHS Markit naik menjadi 51,4, sementara pesanan baru mencatatkan level tertinggi sejak Oktober 2018. Para produsen di negara dengan ekonomi terbesar ketiga dunia itu optimistis bahwa prospek yang lebih baik akan berlanjut.
"Lebih dari sepertiga responden memperkirakan volume produksi akan meningkat selama 12 bulan mendatang," kata Usamah Bhatti, ekonom IHS Markit, dalam rilis indeks PMI Jepang, seprti dikutip Bloomberg, Senin (1/3).
Di India, indeks PMI IHS Markit membukukan ekspansi dalam tujuh bulan berturut-turut, meskipun kecepatannya lebih lambat di 57,5 dari 57,7 pada Januari. Namun indeks PMI Myanmar turun menjadi 27,7 - angka terendah sejak serial data dimulai - karena pabrik tutup setelah kudeta 1 Februari oleh militer. (Bloomberg)


Sumber : Admin

berita terbaru
Monday, Apr 29, 2024 - 17:53 WIB
Indonesia Market Summary (29/04/2024)
Monday, Apr 29, 2024 - 17:27 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham BRMS, Beli
Monday, Apr 29, 2024 - 17:17 WIB
Dividen Tunai AMAG April 2024
Monday, Apr 29, 2024 - 17:16 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham ENRG, Jual
Monday, Apr 29, 2024 - 17:14 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham KDTN, Beli
Monday, Apr 29, 2024 - 17:12 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham LOPI, Beli
Monday, Apr 29, 2024 - 16:59 WIB
Dividen Tunai BELL April 2024