Alam Sutera Realty (ASRI) Refinancing Obligasi Global Berbunga Tinggi
Wednesday, August 21, 2019       09:06 WIB

JAKARTA - Emiten properti PT Alam Sutera Realty Tbk (). berencana menerbitkan obligasi untuk melunasi surat utang global senilai US$175 juta dengan bunga 11,5% yang akan jatuh tempo pada 2021.
Presiden Direktur Alam Sutera Realty Joseph Sanusi Tjong mengatakan opsi tersebut terbuka lebar bagi perusahaan sebab global bond yang akan jatuh tempo pada April 2021 dapat di- call  pada April 2020.
"Memang kami ada rencana  issue  [obligasi global] dan lagi tunggu waktu yang tepat karena kami mendapatkan banyak  feedback  dari para investor agar pelan-pelan menurunkan eksposur terhadap utang dolar," katanya pada Selasa (20/8/2019).
Sebagai informasi, memiliki dua  global bond  yang pertama jatuh tempo pada April 2021 sebesar US$175 juta dan US$370 juta yang jatuh tempo pada Maret 2022.
Joseph mengatakan untuk  global bond  pertama akan segera di- refinancing  oleh perseroan mengingat utang tersebut memiliki bunga 11,5% per tahun.
Perseroan menerbitkan  bond  tersebut pada tahun ini untuk menutup utang anak usaha Alam Synergy Pte Ltd. di Singapura. Joseph mengatakan menerbitkan obligasi pada awal tahun di tengah kondisi sulit sehingga jatuh tempo pendek dan bunga lebih besar daripada yang ditawarkan pasar.
"Kemarin mahal karena pasar tidak ada yang mau. Bagaimana pun opsi tidak ada yang ikut padahal biasanya ada 100 investor dan volume tidak tercapai. Kami akan berusaha melunasi secepatnya pada April 2020," katanya.
Menurutnya, pada awal tahun investor hanya mau memberikan opsi jangka pendek untuk menyerap  bond  yang diterbitkan perseroan.
Joseph menambahkan mungkin perseroan akan menerbitkan obligasi lain untuk menutup utang tersebut, opsinya bisa obligasi global atau domestik.
Dia berharap kebijakan The Fed menurunkan suku bunga sampai 25 basis poin dapat meningkatkan gairah pasar sehingga kondisi keuangan global membaik dan perseroan dapat menerbitkan  global bond  jangka panjang.
"Tenor obligasi dolar itu idealnya 5 tahun, harapan kami kondisi kian stabil di tengah perang dagang yang tidak terprediksi,' imbuhnya.

Sumber : BISNIS.COM