Anak Usaha Wika Beton (WTON) Raih Kontrak Proyek MRT Jakarta Rp 152 Miliar
Friday, February 23, 2024       16:20 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Wijaya Karya Beton Tbk () atau Beton, melalui anak usahanya, PT Wijaya Karya Komponen Beton ( Kobe), meraih kontrak untuk memproduksi beton pracetak tunnel segment senilai Rp 152 miliar.
Beton pracetak tersebut rencananya dipasang di struktur bawah tanah lintasan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase 2A. Perolehan kontrak ini bukanlah kali pertama bagi perseroan.
Sekretaris Perusahaan Wika Beton Dedi Indra menjelaskan, Beton dan Kobe sebelumnya mendapatkan kepercayaan untuk memproduksi berbagai kebutuhan komponen beton pracetak termasuk box girder , sleeper , dan seluruh kebutuhan tunnel segment di proyek MRT Fase 1.
MRT Jakarta Fase 2A sendiri merupakan proyek lanjutan dari MRT Fase 1 yangakan menghubungkan Stasiun Bundaran HI - Kota Tua dengan trayek sepanjang 5,8 kilometer.
Di proyek MRT Jakarta Fase 2 bakal dibangun sebanyak tujuh stasiun bawah tanah, di antaranya stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A terbagi menjadi tiga paket yaitu CP-201, CP-202, dan CP-203.
Kobe, jelas Dedi, saat ini mengerjakan produksi 900 ring tunnel segment untuk paket CP-203 sejak November 2023, dan dijadwalkan tuntas pada September 2024.
"Sebanyak 2600 ring beton tunnel segment untuk paket CP-201 telah selesai diproduksi KOBE dengan jadwal pengerjaan dari Januari 2021 sampai Januari 2023," ujar Dedi dalam keterangan resminya, Jumat (23/2/2024).
Selanjutnya, untuk paket CP-202 akan dimulai pada September 2024. Dedi menambahkan, saat ini KOBE selaku entitas anak Beton masih menjadi satu-satunya produsen beton pracetak di Indonesia yang mampu memenuhi standar kualitas produk tunnel segment untuk MRT Jakarta.
"Sejalan dengan motto perseroan imnovation and trust, Beton Grup siap berkontribusi mempercepat pembangunan infrastruktur di penjuru Indonesia dengan beragam produk dan jasa yang inovatif serta memiliki mutu dan kualitas tinggi," tutur Dedi.

Sumber : investor.id