Antusiasme Penundaan Tarif Mereda, Yuan "Melempem" Lagi
Wednesday, August 14, 2019       16:09 WIB

Ipotnews - Yuan di pasar  offshore , Rabu,   melepas keuntungan yang dibuat sehari sebelumnya di belakang pengumuman bahwa Amerika Serikat akan menunda tarif impor China hingga akhir tahun ini.
Kejatuhan yuan mencerminkan pandangan analis bahwa penundaan tarif tersebut, meskipun merupakan langkah positif, bahkan tidak mendekati penyelesaian perang perdagangan AS-China.
Penguatan yen pada sesi Rabu juga memperkuat pandangan itu, dan menunjukkan selera risiko ( risk appetite ) belum sepenuhnya kembali ke pasar keuangan, demikian laporan  Reuters , di London, Rabu (14/8).
Data ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan berkontribusi terhadap penurunan yuan. Sepanjang Juli,  output  industri China yang diawasi ketat meningkat pada laju paling lambat dalam lebih dari 17 tahun.
"Minimnya visibilitas pada prospek perang perdagangan menandakan pergerakan kemarin (kenaikan yuan, penurunan yen) tidak mungkin diterjemahkan ke dalam tren jangka panjang," kata analis ING dalam catatan kepada klien. "Seharusnya jangan terbawa suasana," kata ING.
Yuan di pasar  offshore  melesat ke level tertinggi satu pekan terhadap dolar, Selasa, setelah Presiden Donald Trump mundur dari batas waktu 1 September untuk pengenaan tarif 10% pada sisa impor China, menunda bea masuk untuk ponsel, laptop dan barang-barang konsumen lainnya. Pengumuman ini dibuat setelah pembicaraan antara pejabat AS dan China.
Namun, pada sesi Rabu yuan turun sebesar 0,4% terhadap  greenback  menjadi 7,0360, tetap di bawah level psikologis yang ditembus pekan lalu ketika tarif tambahan 10% diumumkan. Rabu, China menetapkan yuan di pasar  onshore  pada posisi 7,03 per dolar, "satu-satunya tanda sejauh ini bahwa China membuat konsesi" untuk Amerika Serikat, kata Esther Reichelt, analis Commerzbank.
Yen terakhir menguat 0,4% terhadap dolar menjadi 106,33, setelah mencapai level terendah satu pekan, sehari sebelumnya.
"Tren jangka menengah untuk penguatan yen, karena Amerika Serikat belum mengubah sikap kerasnya terhadap China," kata Shuntaro Ikeshima, analis Mitsubishi UFJ Trust and Banking Co.
"Ada banyak  short-covering  tadi malam, tetapi di Asia pasar dengan cepat bergerak menuju permintaan riil untuk membeli yen."
Di tempat lain di pasar valuta asing, mata uang utama sedikit berubah pada sesi awal Rabu di London.
Euro datar di posisi USD1,1180 meski data produk domestik bruto Jerman pada kuartal kedua lebih lemah karena kontraksi ( quarter-on-quarter ) lebih besar dari perkiraan. Selain itu, angka ( year-on-year ) lebih tinggi ketimbang prediksi sejumlah ekonom yang disurvei  Reuters .
Selanjutnya, para  trader  menunggu estimasi pertama dari data PDB zona euro, yang dirilis pukul 16.00 WIB. Jajak pendapat  Reuters  memperkirakan pertumbuhan PDB kuartal kedua tetap tidak berubah di posisi 0,2% (q-o-q) dan 1,1% (y-o-y).
Sterling juga stabil, terakhir flat di posisi USD1,2056, dan sedikit berubah terhadap euro di level 92,73 pence. Namun, level saat ini menunjukkan investor tidak mau mengambil pound dari posisi terendah multi-tahun yang dicapai pekan lalu.
Pedagang juga menunggu data inflasi di Inggris yang diumumkan petang ini, dan diperkirakan sedikit menurun pada Juli menjadi 1,9% (y-o-y) dari 2% yang terlihat pada Juni. (ef)

Sumber : Admin