Ipotnews - Investor asing telah menjual saham-saham Indonesia selama 15 hari berturut-turut, rentetan aksi jual terpanjang sejak Januari 2023. Ekspektasi kenaikan suku bunga yang berkepanjangan dan dolar AS yang lebih kuat memicu aksi jual asing.
Data yang dihimpun Bloomberg hingga Selasa kemarin (23/4), pengelola dana global telah melepas USD814,5 juta saham Indonesia secara neto pada bulan ini. Meskipun demikian, mereka masih mencatatkan pembelian bersih sepanjang tahun ini.
Di pasar lain, di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Vietnam, dan Filipina, investor luar negeri juga menarik danamya pada April ini.
"Arus keluar modal meningkat karena pergeseran mendadak dalam ekspektasi suku bunga yang diperparah oleh meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah," kata Alan Richardson, fund manager di Samsung Asset Management Co.
"Kombinasi antara dolar AS yang lebih kuat, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi,  spread  kredit yang melebar, dan volatilitas ekuitas VIX yang lebih tinggi telah meningkatkan penghindaran risiko pada saham," imbuhnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (24/5).
Langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% hari ini, menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, bertujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global.
Bloomberg mencatat, rupiah merupakan salah satu mata uang yang paling terpukul di Asia pada April ini, memperpanjang penurunannya terhadap dollar AS ke level terendah dalam empat tahun terakhir setelah melemah sekitar 1,9%. Pada saat yang sama, indeks saham acuan Indonesia turun lebih dari 3% dari rekor tertingginya di pertengahan Maret. (Bloomberg)


Sumber : admin