Asa Gencatan Senjata di Gaza Dorong Harga Minyak Melemah
Saturday, July 20, 2024       08:33 WIB

Ipotnews - Harga minyak turun lebih dari $2 pada trading akhir pekan ini. Hal ini terjadi karena investor mengamati kemungkinan gencatan senjata di Gaza. Sementara penguatan dolar AS mendorong nilai minyak semakin turun.
Harga minyak mentah Brent turun $2,48, atau 2,9%, menjadi $82,63 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun $2,69, atau 3,3%, menjadi $80,13.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan gencatan senjata yang telah lama diupayakan antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas sudah di depan mata.
"Saya yakin kita berada dalam garis 10 yard dan bergerak menuju garis gawang dalam mencapai kesepakatan yang akan menghasilkan gencatan senjata, memulangkan para sandera, dan menempatkan kita pada jalur yang lebih baik dalam upaya membangun perdamaian dan stabilitas abadi," kata Blinken, menggunakan analogi sepak bola.
Perang di Gaza telah menyebabkan investor memperhitungkan risiko yang lebih tinggi ketika memperdagangkan minyak, karena ketegangan mengancam pasokan global. Jika gencatan senjata tercapai, pemberontak Houthi yang didukung Iran dapat mengurangi serangan mereka terhadap kapal komersial di Laut Merah, karena kelompok tersebut menyatakan serangan tersebut untuk mendukung Hamas.
"Geopolitik mulai sedikit mereda sehingga hal ini akan menguntungkan kita, menyusul berita gencatan senjata ini," kata Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics.
Pengadilan tertinggi PBB mengatakan pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan pemukiman di sana adalah ilegal dan harus dicabut sesegera mungkin, hal ini semakin meningkatkan harapan berakhirnya konflik.
Indeks dolar AS naik setelah data pasar tenaga kerja dan manufaktur AS yang lebih kuat dari perkiraan minggu ini, sehingga menekan harga minyak, kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group. Mata uang AS yang lebih kuat mengurangi permintaan minyak dalam mata uang dolar dari pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Para pejabat Tiongkok mengakui bahwa daftar tujuan ekonomi yang ditekankan kembali pada akhir pertemuan Partai Komunis minggu ini mengandung "banyak kontradiksi yang kompleks", yang menunjukkan adanya jalan bergelombang dalam implementasi kebijakan. Perekonomian Tiongkok tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebesar 4,7% pada kuartal kedua, menurut data resmi, sehingga memicu kekhawatiran atas permintaan minyak negara tersebut.
Memberikan dukungan pada harga, perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan rig minyak turun satu menjadi 477 minggu ini, terendah sejak Desember 2021.
Pemadaman siber global mengganggu operasional di berbagai industri. Maskapai penerbangan menghentikan penerbangan. Beberapa lembaga penyiaran tidak mengudara, dan sektor perbankan hingga layanan kesehatan terkena masalah sistem.
(reuters)

Sumber : admin