Aset Pasar Uang Meningkat Sejak Pandemi, Lebih Tinggi lagi saat The Fed Naikkan Suku Bunga - Ashmore
Sunday, February 25, 2024       11:35 WIB

Ipotnews - Bursa saham Indonesia mengakhiri sesi perdagangan keempat Februasi dengan membukukan penurunan 0,61% ke posisi 7.295, juga lebih rendah dari pekan sebelumnya di level 7.336. Namun investor asing membukukan arus masuk sekuritas sebesar USD238 juta sepanjang pekan.
PT Ashmore Asset Management mencatat beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi pergerakan modal di bursa saham dalam dan luar negeri, antara lain;
- Jumlah klaim awal pengangguran di AS turun 12.000 menjadi 201.000 pada pekan lalu, , jauh di bawah ekspektasi sebesar 218.000, sekaligus jumlah klaim terendah sejak 6 bulan terakhir sebesar 189.000, yang tercatat pada lima pekan lalu.
- Ekonomi Jerman mengalami kontraksi sebesar 0,3% pada kuartal IV 2023, setelah dua periode stagnasi berturut-turut. Perekonomian terbesar di Eropa ini bergulat dengan dampak kenaikan harga, peningkatan biaya pinjaman dan permintaan eksternal yang lemah, terutama yang mempengaruhi sektor manufaktur dan konstruksi.
- People's Bank of China (PBoC) memangkas suku bunga acuan untuk KPR, yaitu suku bunga dasar kredit 5 tahun, sebesar 25bps menjadi 3,95%, lebih besar dari perkiraan penurunan sebesar 15%. Ini adalah penurunan suku bunga pertama sejak Juni 2023 dan yang terbesar sejak suku bunga tersebut diperkenalkan pada tahun 2019. PBoC meningkatkan upaya untuk memacu permintaan kredit dan membalikkan penurunan di sektor properti.
- Defisit perdagangan Jepang menyempit tajam menjadi JPY1.758,311 miliar pada Januari 2024, dari JPY 3.506,43 miliar Januari tahun, lebih baik dari konsensus pasar yang memperkirakan defisit sebesar JPY1.925,9 miliar.
- Bank Indonesia mempertahankan suku bunga untuk keempat kalinya berturut-turut pada rapat Februari 2024, sejalan dengan ekspektasi. BI menyatakan bahwa tingkat suku bunga saat ini tetap memadai untuk mengelola inflasi, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat stabilitas rupiah.
Dengan memperhatikan perkembangan tersebut  Weekly Commentary  Ashmore, Jumat 23/2), menulis sebagai berikut;
Apa yang terjadi dalam sepekan terakhir ini?
Ashmore mencatat, pekan ini IHSG ditutup lebih rendah dari pekan sebelumnya, terutama didorong oleh sektor Teknologi dan Finansial yang masing-masing berkontribusi sebesar -1,43% dan -0,68% terhadap indeks. Kita juga melihat data tenaga kerja yang kuat di AS dengan klaim pengangguran awal yang lebih rendah dari ekspektasi, yang merupakan kelanjutan dari data lapangan kerja yang kuat di bulan Januari. Hal ini menunjukkan keketatan historis di pasar tenaga kerja AS, "menambah kelonggaran bagi the Fed untuk mempertahankan suku bunga yang tinggi jika inflasi tetap kuat," tulis Ashmore.
Di sisi lain, BI mempertahankan suku bunga sesuai ekspektasi, sementara proyeksi pertumbuhan global tahun 2024 direvisi menjadi 3,0% dari 2,8%. "BI masih melihat The Fed akan memangkas suku bunga mulai 2H24 dan juga melihat adanya ruang untuk memangkas suku bunga pada semester kedua," Ashmore menambahkan.

Masih ada peluang
Ashmore mencermati, dengan tren situasi geopolitik yang intens saat ini serta antisipasi skenario penurunan suku bunga oleh The Fed, sebagian besar dana masih tersimpan di kelompok aset yang lebih tidak berisiko. Berdasarkan data terakhir  ICI Money Market Assets  dana tersebut mencapai lebih dari USD 6 triliun, yang merupakan level tertinggi dalam sejarah. "Secara khusus, kami melihat peningkatan aset pasar uang sejak pandemi Covid dan naik lebih tinggi lagi ketika The Fed menaikkan suku bunga," ungkap Ashmore.
Hingga akhir pekan ini, Ashmore mencatat, sebagian besar pasar memperkirakan suku bunga The Fed akan turun di bulan Juni dengan total pemotongan 75 bps hingga akhir tahun, sejalan dengan median dot plot oleh The Fed pada bulan Desember lalu.
"Pasar ekuitas  emerging market,  seperti Indonesia mungkin akan mengalami kenaikan setelah penurunan suku bunga oleh The Fed karena aset pasar uang mulai bergerak ke kelas aset yang lebih berisiko," papar Ashmore.
Oleh karena itu, untuk reksa dana saham, Ashmore merekomendasikan ASDN (1Y 6,82% per 22 Feb 2024) dan ADEN (1Y 6,49% per 22 Feb 2024). Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap, Ashmore merekomendasikan ADON (1Y 5,31% per 22 Feb 2024) dan ADUN (1Y 4,81% per 22 Feb 2024) sebagai pilihan. (Ashmore)

Sumber : Admin