Ipotnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku akan mencabut sanksi penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (

KIJA

), jika emiten pengembang kawasan industri ini sudah melakukan klarifikasi dan responsif terkait potensi gagal bayar utang (default) anak usaha senilai USD300 juta.
"Kami melihat klarifikasi terkait apa yang bisa kami lakukan dan sejauh mana mereka merespons," kata Direktur BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia di Jakarta, Selasa (9/7) ketika ditanya batas waktu suspensi saham

KIJA

.
Nyoman mengatakan, BEI akan segera melakukan dengar pendapatan (hearing) dengan jajaran pengurus

KIJA

terkait pengakuan perseroan yang menyebutkan bahwa Jababeka International BV sebagai anak usaha berada dalam kondisi lalai (default) atas utang USD300 juta.
Berdasarkan keterbukaan informasi

KIJA

yang dilansir BEI kemarin (7/7), default (kelalaian) perseroan dan Jababeka International BV akibat adanya perubahan susunan pengurus perusahaan. Sehingga, Jababeka diwajibkan untuk memberi penawaran pembelian kepada pemegang surat utang (notes) dengan harga 101 persen dari nilai pokok dan ditambah dengan kewajiban bunga.
"Kami sudah melakukan contact kepada corporate secretary (

KIJA

) yang incharge, tetapi sampai kemarin kami belum mendapatkan informasi. Artinya, kami kontak corsec sampai kemarin tidak bisa dihubungi," ujar Nyoman.
Sehingga, lanjut dia, BEI memutuskan untuk melakukan suspensi transaksi saham

KIJA

pada Sesi II perdagangan di BEI, hari Senin (8/7) di semua pasar. "Kami menghentikan sementara perdagangan sahamnya untuk memberi kesempatan bagi perseroan untuk merespons," ujarnya.
Nyoman menegaskan, BEI akan segera melakukan hearing dengan jajaran direksi

KIJA

. "Kami akan panggil direksi perseroan untuk bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Yang akan dibahas mengenai kebenaran informasi," ungkapnya.
(Budi)

Sumber : admin