Badan Pusat Statisik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada bulan Juli 2022
Tuesday, August 16, 2022       08:52 WIB

Download PDF

Badan Pusat Statisik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada bulan Juli 2022. Adapun keuntungan neraca perdagangan barang pada bulan laporan sebesar US$ 4,23 miliar.
BPS mengungkapkan, dengan surplus neraca perdagangan pada bulan Juli 2022 ini, mengantarkan Indonesia untuk mencetak surplus selama 27 bulan berturut-turut seiring surplus yang konsisten sejak Mei 2020.
Surplus pada bulan Juli 2022 ini didorong oleh nilai ekspor yang lebih tinggi dari nilai impor. Adapun nilai ekspor pada Juli 2022 tercatat US$ 25,27 miliar, sedangkan impor tercatat sebesar US$ 21,35 miliar.
Selain itu, surplus neraca perdagangan ditopang oleh surplus neraca komoditas non minyak dan gas (non migas). Tercatat, neraca komoditas non migas surplus US$ 7,31 miliar, yang ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), dan bijih, kerjak, dan abu logam (HS 26).
Indonesia juga mencetak surplus neraca perdagangan non migas dengan beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina. Surplus perdagangan non migas Indonesia dengan AS surplus US$ 1,64 miliar, terutama ditopang komoditas lemak minyak hewan/nabati, pakaian dan aksesorisnya, serta mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya.
Sedangkan neraca perdagangan non migas dengan India tercatat surplus US$ 1,62 miliar, terutama dari bahan bakar mineral. Kemudian dengan Filipina tercatat surplus US$ 1,08 miliar, terutama dari komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, serta lemak dan minyak hewan/nabati.
Sementara itu, neraca perdagangan migas Indonesia pada Juli 2022 terpantau defisit US$ 3,08 miliar. Defisit neraca tersebut bersumber dari komoditas minyak mentah dan hasil minyak.
Lebih lanjut, dengan kondisi ini, neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif atau dari Januari 2022 hingga Juli 2022 mencatat surplus US$ 29,17 miliar.

Sumber : IPS RESEARCH