Besar Mana Potensi Cuan Saham Astra (ASII) Dibanding Astra Otoparts (AUTO)?
Thursday, December 12, 2024       18:55 WIB

JAKARTA, investor.id- Volume penjualan kendaraan roda empat (4W) dan roda dua (2W) di pasar domestik pada Januari-November 2024 sesuai ekspektasi. Namun, kenaikan pajak - dari tambahan cukai (opsen) dan peningkatan PPN - dapat menjadi tantangan bagi pemulihan penjualan otomotif pada 2025. Lantas, bagaimana prospek saham PT Astra International Tbk () dan PT Astra Otoparts Tbk ()?
Gaikindo melaporkan bahwa volume penjualan kendaraan roda empat secara grosir ( wholesale ) pada November sebanyak 74,3 ribu unit, turun 3,6% mom atau tergerus 11,9% yoy. Alhasil, total penjualan selama Januari-November 2024 mencapai 784,7 ribu unit, turun 14,7% yoy.
"Pencapaian itu sekitar 92% dari target kami tahun ini atau sesuai ekspektasi," tulis RHB Sekuritas dalam risetnya.
Sementara itu, volume penjualan kendaraan roda dua di pasar domestik pada November sebesar 512,9 ribu unit, turun 5,8% mom atau anjlok 10,3% yoy. Dengan begitu, total penjualan sepanjang Januari-November 2024 mencapai 5,9 juta unit, tumbuh 2,1% yoy, atau 93% dari estimasi RHB Sekuritas tahun ini alias juga sesuai ekspektasi.
"Seperti yang diperkirakan, volume penjualan otomotif menurun jelang akhir tahun karena faktor musiman. Selain itu, kurangnya insentif dan daya beli yang lemah membuat kami memperkirakan tidak banyak katalis untuk mendorong volume penjualan otomotif pada sisa waktu tahun ini," jelas RHB Sekuritas.
Di sisi lain, kenaikan pajak dapat menghambat pemulihan penjualan pada 2025. Pajak opsen baru akan diberlakukan tahun depan. Pajak ini akan menambah 66% dari pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB). Selain itu, PPN akan naik menjadi 12% pada 2025 dari 11% tahun ini.
Awalnya, menurut RHB Sekuritas, Gaikindo optimistis pemulihan volume penjualan otomotif pada 2025, dengan proyeksi volume penjualan mobil sebanyak 900 ribu unit. Kemudian, penjualan akan meningkat menjadi 1 juta unit pada 2026. Namun, kenaikan pajak akan mendorong harga jual kendaraan. Ditambah daya beli yang lemah, pemulihan volume penjualan akan menjadi tantangan pada 2025.
Rekomendasi Saham dan Potensi Cuan
Meski demikian, masih ada kabar baik. Kementerian Perindustrian baru-baru ini mengumumkan bahwa insentif pajak baru sedang diusulkan kepada pemerintah. Meski belum ada rincian, kementerian mengungkapkan bahwa insentif yang diusulkan dapat menguntungkan tak hanya segmen kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), tetapi juga segmen hybrid (HEV).
Hingga Oktober 2024, pasar hybrid mencakup 6,5% dari volume penjualan mobil ( wholesale ) di pasar domestik atau sebanyak 45,9 ribu unit, tumbuh 18% yoy. "Kami melihat hal ini sebagai area yang harus menjadi fokus pemerintah untuk meningkatkan pangsa pasar kendaraan energi baru (NEV)," sebut RHB Sekuritas.
Dengan berbagai faktor tersebut, RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi netral untuk sektor otomotif. Pilihan utama justru jatuh pada Astra Otoparts (), karena bakal diuntungkan dari permintaan suku cadang dan layanan purna jual.
RHB Sekuritas merekomendasikan buy saham dengan target harga Rp 2.800. Broker efek itu juga merekomendasikan buy saham Astra International () dengan target harga Rp 6.300.
Pada perdagangan Kamis (12/12/2024), saham bertengger di level Rp 2.350, sedangkan di Rp 5.100. Dengan begitu, potensi cuan saham sebesar 19,1% dan mencapai 23,5%.

Sumber : investor.id