Blibli (BELI) Bayar Utang dari Dana IPO Rp 5,5 T
Saturday, February 04, 2023       08:09 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Global Digital Niaga Tbk () atau Blibli melaporkan penggunaan dana hasil penawaran umum ( initial public offering /IPO) saham hingga 31 Desember 2022. Dari hasil bersih IPO senilai Rp 7,74 triliun, perseroan menggunakan 71,05% dana atau Rp 5,5 triliun untuk pelunasan utang bank.
"Kami menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perseroan per 31 Desember 2022," tulis Sekretaris Perusahaan Global Digital Niaga Tbk () Eric Winarta dalam keterbukaan informasi, Jumat (3/2/2023).
Berdasarkan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, pelunasan utang masing-masing sebesar Rp 2,75 triliun ke PT Bank Central Asia Tbk () dan PT Bank Tbk (). Realisasi penggunaan dana IPO khusus untuk pelunasan utang tersebut, telah sesuai dengan rencana penggunaan dana.
"Sedangkan, realisasi penggunaan dana IPO untuk modal kerja perseroan dan penyertaan modal pada PT Global Tiket Network sampai 31 Desember 2022, belum sesuai dengan rencana penggunaan dana," lanjut Eric.
Hingga akhir tahun lalu, modal kerja perseroan dari dana IPO baru terealisasi sebesar Rp 732,97 miliar. Padahal rencananya, dana IPO untuk pos pengeluaran tersebut dianggarkan sebanyak Rp 1,27 triliun.
Lebih lanjut, penyertaan modal pada PT Global Tiket Network juga baru terpakai senilai Rp 350 miliar dari rencana Rp 963,4 miliar. Dengan begitu, total hasil bersih dana IPO masih tersisa Rp 1,15 triliun sampai 31 Desember 2022.
Penawaran umum saham perdana dengan tanggal efektif 8 November 2022 tersebut, sejatinya memperoleh dana Rp 7,99 triliun. Namun dikurangi biaya penawaran umum Rp 256,55 miliar, hasil bersih dana IPO yang terkumpul menjadi Rp 7,74 triliun.
Emiten dengan bisnis ternamablibli.comitu, menjadi IPO yang meraup dana terbesar kedua tahun lalu, setelah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (). Melepas saham 15% pada IPO, perseroan menawarkan harga saham perdana Rp 450 per saham kepada publik.
CEO dan Co Founder Blibli Kusumo Martanto pernah menjelaskan, Blibli optimistis mampu catatkan kinerja lebih baik pasca resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu akan dicapai perseroan dengan menekankan strategi efisiensi dan juga memperkuat omnichannel.
Dia mengatakan, dengan aksi korporasi ini maka perseroan semakin dekat menuju visi menjadi platform omnichannel perdagangan dan gaya hidup terdepan dan terpercaya bagi seluruh pelanggan, baik individu maupun institusi. "Selain itu, perseroan akan terus berusaha untuk mencari rekanan kerja sama baik dari global, nasional dan juga UMKM ," jelas dia.
Selain memperkuat omnichannel, perseroan juga menerapkan strategi efisiensi yang sudah dilakukan perseroan sejak tiga tahun yang lalu secara berkesinambungan pada semua platform seperti Blibli,tiket.comdan juga platform grosir yakni Ranch. "Strategi ini juga akan perseroan gunakan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi secara global pada tahun depan," ujar Kusumo.
Hingga September 2022, Blibli membukukan total transaksi atau total processing value (TPV) konsolidasi melesat 105% menjadi Rp 40,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 19,8 triliun. Selain itu, periode ini emiten teknologi Grup Djarum ini juga mencetak pertumbuhan pada rata-rata nilai belanja konsumen atau average order value (AOV) menjadi Rp 1.028.956 dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 714.570.

Sumber : Investor.id