Bursa Ekuitas Eropa Terseret Kejatuhan Saham Kesehatan; Sektor Energi Melesat
Wednesday, April 03, 2024       03:23 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa mengawali kuartal kedua dengan suram, Selasa, tertekan saham healthcare, sementara investor menganalisis data inflasi dari negara dengan ekonomi terbesar di benua itu, Jerman, sebagai petunjuk mengenai waktu penurunan suku bunga Bank Sentral Eropa.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup melemah 0,8% atau 4,10 poin menjadi 508,57, tergelincir ke level terendah satu minggu setelah mencapai level tertinggi intraday sepanjang masa, dengan investor kembali dari long weekend dan liburan Paskah, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  Selasa (2/4) atau Rabu (3/4) dini hari WIB.
Bursa regional utama juga berguguran. Di Jerman, Indeks DAX menyusut 1,13% atau 209,36 poin menjadi 18.283,13, FTSE 100 Inggris berkurang 0,22% atau 17,53 poin menjadi 7.935,09, dan CAC Prancis melemah 0,92% atau 75,76 poin menjadi 8.130,05.
Spekulasi mengenai pemotongan suku bunga dalam waktu dekat meyakinkan investor untuk membeli aset-aset berisiko dalam beberapa pekan terakhir, bahkan ketika indeks acuan tersebut diperdagangkan mendekati rekor tertinggi setelah mencatat kenaikan dua kuartal berturut-turut.
Namun ekuitas kembali melemah pada sesi Selasa, juga terbebani kenaikan imbal hasil obligasi zona euro.
Data awal menunjukkan inflasi Jerman turun sedikit lebih besar dari perkiraan pada Maret, dibantu oleh harga energi yang lebih rendah. Hal ini terjadi sehari menjelang rilis data inflasi zona euro yang lebih luas.
Analis Commerzbank Research memperkirakan Maret akan menjadi titik terendah dalam inflasi Jerman, dan bakal meningkat lagi dalam beberapa bulan mendatang, dengan inflasi inti stabil di atas target 2% ECB.
Di antara sektor-sektor utama, healthcare kehilangan 1,6% setelah mencatat kenaikan baru-baru ini. Siegfried Holding anjlok 5,4% karena CEO perusahaan farmasi Swiss itu, Wolfgang Wienand, akan mengundurkan diri untuk bergabung dengan Lonza.
Ritel, real estate dan travel and leisure juga melorot masing-masing lebih dari 2%.
Di sisi lain, saham energi melambung 2,5%, mencapai level tertinggi dalam lebih dari lima bulan, karena harga minyak melonjak didorong ancaman baru dari serangan Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia dan meningkatnya konflik di Timur Tengah.
Equinor melejit 4% setelah Bernstein memberikan rating saham Norwegia itu dengan peringkat "outperform".
Sumber daya dasar juga naik 1,8% mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua bulan, mengikuti kuatnya harga logam.
SSAB merosot 6,1% karena rencana pabrikan baja Swedia tersebut untuk menginvestasikan 4,5 miliar euro (USD4,8 miliar) guna membangun pabrik mini bebas fosil di Lulea, Swedia, lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Superdry anjlok 55% ke rekor terendah setelah CEO pengecer fesyen Inggris dan pemegang saham utama, Julian Dunkerton, mengatakan tidak akan mengajukan penawaran untuk perusahaan tersebut.
Ionos Group melonjak 11,5% setelah perusahaan web hosting dan cloud tersebut memenangkan kontrak dari pemerintah federal Jerman.
Soltec melorot 7,4% setelah produsen peralatan surya Spanyol itu melaporkan kerugian bersih 2023 sebesar 23,4 juta euro. (ef)

Sumber : Admin