Bursa Pagi: Global-Regional Mixed, Bayangi Potensi Technical Rebound IHSG
Thursday, November 07, 2019       08:45 WIB

Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Kamis (7/11) dibuka  mixed  cenderung melemah, berusaha keluar dari tekanan penurunan indeks acuan pada penutupan bursa saham Wall Street, karena munculnya kabar kemungkinan penundaan pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping hingga Desember nanti. Indeks MSCI Asia ex-Jepang sedikit melemah.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,51% menjelang rilis data perdagangan September. Indeks berlanjut melaju 0,64% (42,30 poin) ke level 6.702,50 pada pukul 8:30 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak menguat tipis 0,03% (7,63 poin) ke posisi 23.311,45, setelah dibuka turun 0,11%, dan Topix sedikit melemah di tengah kejatuhan harga saham Softbank Group lebih dari 3%. Indeks Kospi, Korea Selatan turun 0,24% diwarnai penurunan tajam harga saham Samsung Electronics sebesar 1,13%, dan berlanjut menyusut 0,12% menjadi 2.141.
Indeks Hang Seng, Hongkong dibuka sedikit turun 0,07% (189,28 poin) ke posisi 27.669,36 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China melemah 0,16% menjadi 2.973,97.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada tren pergerakan indeks global dan regional yang bervariasi, setelah gagal mempertahankan posisinya di zona hijau pada sesi perdagangan kemarin dan ditutup turun 0,74% ke level 6.217. Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange turun 0,71% menjadi USD25,30.
Sejumlah analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini berpotensi kembali ke zona hijau didukung data perkeonomian dan rilis data cadangan devisa Bank Indonesia hari ini. Secara teknikal beberapa indikator pergerakan indeks memperlihatkan adanya potensi  technical rebound  di area jenuh jual.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, kekhawatiran investor terkait ketidakpastian pertemuan kesepakatan dagang AS-China hingga bulan Desember, diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar. Di sisi lain, naiknya sejumlah harga komoditas seperti CPO, timah, emas diprediksi akan menjadi katalis positif di pasar.
IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan  support  di level 6.170 dan  resistance  di level 6.260.Beberapa ekuitas yang direkomendasikan antara lain;
  • Saham: (Buy, Support: Rp53.375, Resist: Rp56.000), (Buy, Support: Rp1.390, Resist: Rp1.440), (Buy, Support: Rp3.550, Resist: Rp3.850), (Buy, Support: Rp12.500, Resist: Rp12.800).
  • ETF: ( SELL , Support: Rp479, Resist: Rp488), ( SELL , Support: Rp546, Resist: Rp562), ( SELL , Support: Rp1.113, Resist: Rp1.139).

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir relaatif mendatar, para  trader  mewaspadai kelanjutan diskusi perdagangan AS-China. Pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping untuk menandatangani kesepakatan perdagangan dikabarkan tertunda sampai Desember karena kedua pihak masih perlu memutuskan sejumlah persyaratan dan tempat. Trump dijadwalkan berada di London untuk pertemuan para pemimpin pada 3-4 Desember, penandatanganan potensial dapat terjadi sebelum atau setelah kunjungan itu.
Penurunan indeks saham acuan tertahan oleh rilis indeks aktivitas jasa AS yang melampaui ekspektasi untuk periode Oktober, dan penciptaan lapangan kerja melampaui estimasi. Namun, produktivitas AS selama kuartal ketiga turun paling besar sejak kuartal keempat 2015 Harga saham raksasa teknologi termasuk Amazon, Microsoft, Apple dan Facebook semuanya berkinerja buruk. Saham HP melonjak lebih dari 6%, setelah Xerox dikabarkan membuat penawaran  cash-and-stock  untuk pabrikan PC dan printer itu. CVS Health melesat 5,3% karena laba kuartal ketiga yang lebih kuat dari perkiraan..
  • Dow Jones Industrial Average turun tipis 7 poin di posisi 27.492,56.
  • S&P 500 sedikit menguat 0,07% (2,16 poin) menjadi 3.076,77.
  • Nasdaq Composite turun 0,29% (-24,05 poin) ke level 3076,78.

Bursa saham utama Eropa tadi malam ditutup menguat, investor terus menunggu sinyal kelanjutan perundingan dagang AS-China, sambil merespon laporan keuangan perusahaan. China mendesak Gedung Putih untuk menurunkan tarif yang diberlakukan AS, September lalu, sebelum kesepakatan perdagangan "fase satu" ditandatangani. Rilis indeks PMI IHS Markit untuk aktivitas bisnis zona euro naik menjadi 50,6 pada Oktober dari 50,1 di September, sedikit lebih baik dari perkiraan. Namun dengan skor 50,0 mengindikasikan kemungkinan stagnasi. Indeks PMI Jerman tetap berada di dalam wilayah kontraksi, sementara Prancis mencapai level tertinggi dua bulan di posisi 52,6.
Indeks STOXX 600 naik 0,12% menjadi 405,07, namun harga saham di sektor otomotif , konstruksi dan sumber daya dasar harus berjuang keras untuk bertahan d zona hijau. Sektor bahan kimia serta makanan dan minuman mencatat hasil positif. Saham Societe Generale naik 3,1% meskipun membukukan laba bersih kuarta III di bawah ekspektasi. Adidas turun 5,1% meski melaporkan peningkatan penjualan 6% (yoy), karena laba operasi flat. BMW naik 0,84% setelah melaporkan kenaikan laba operasional kuartal ketiga 33%. Marks & Spencer melemah 0,19% setelah melaporkan kenaikan laba 52% untuk semester pertama.
  • FTSE 100 London menguat 0,12% (8,57 poin) menjadi 7.396,65.
  • DAX 30 Frankfurt naik 0,24% (31,39 poin) ke posisi 13.179,89.
  • CAC 40 Paris bertambah 0,34% (19,85 poin) ke level 5.866,74.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup melemah, pasar berada dalam pola konsolidasi, karena investor mencari kejelasan kelanjutan negosiasi dagang AS-China. Dolar memangkas kerugian terhadap euro tetapi mencatatkan nilai terendah terhadap yen, di tengah berita tersebut. Penurunan euro tertahan oleh rilis data pesanan barang indutri Jerman yang meningkat melebihi ekspektasi pada September lalu. Analis mengatakan data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan dalam sepekan terakhir meredakan harapan untuk pelonggaran kebijakan Federal Reserve lebih lanjut, dan ini positif untuk dolar.
Survei terhadap sektor jasa AS, menunjukkan sentimen bisnis meningkat pada Oktober dari level terendah tiga tahun di September. Penurunan indeks sektor jasa akan menunjukkan bahwa tekanan yang dirasakan sektor manufaktur akibat perang dagang AS-China. Indeks dolar, yang mengukur kurs  greenback  terhadap enam mata uang negara maju turun 0,03% menjadi 97,952.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.107

0.0004

+0.04%

6:26 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.2857

0.0002

+0.02%

6:26 PM

Yen (USD-JPY)

108.94

-0.04

-0.04%

6:25 PM

Yuan (USD-CNY)

6.9981

-0.0116

-0.17%

10:29 AM

Rupiah (USD-IDR)

14,022.50

53.50

+0.38%

3:49 AM

Sumber : Bloomberg.com, 6/11/2019 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges hingga pagi bergerak turun, setelah rilis data stok minyak mentah AS yang jauh lebih besar dari perkiraan. Data Badan Informasi Energi AS menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 7,9 juta barel pada pekan terakhir Oktober, jauh di atas ekspektasi kenaikan 1,5 juta barel. Stok bensin turun 2,8 juta barel melebihi perkiraan penyusutan 1,8 juta barel, dan produk penyulingan - termasuk solar dan minyak pemanas - berkurang 622.000 barel, di bawah ekspektasi penurunan 949.000 barel.
Berita kemungkinan penundaan penandatanganan kesepakatan "fase satu" AS-China ikut menekan harga minyak. Menambah tekanan harga, IMF mengatakan pertumbuhan ekonomi zona euro akan melambat lebih dari perkiraan karena krisis manufaktur dapat meluas ke sektor jasa di bawah ketegangan perdagangan global. Rilis indeks aktivitas sektor jasa Jerman hampir tidak tumbuh pada Oktober, sementara aktivitas bisnis zona euro berkembang sedikit lebih cepat dari ekspektasi tetapi tetap dekat dengan zona stagnasi.
  • Harga minyak mentah berjangka Brent anjlok USD1,22 (-1,9%), menjadi USD71,74 per barel.
  • Harga minyak mentah berjangka WTI turun 88 sen (-1,5%), menjadi USD56,35 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange pagi tadi ditutup menguat. Keraguan tentang terobosan perdagangan AS-China, mendorong permintaan emas. Pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping untuk menandatangani kesepakatan perdagangan sementara kemungkinan ditunda hingga Desember. Dalam sesi sebelumnya, emas menyentuh level terendah tiga pekan di posisi USD1.479,25 dan mencatat penurunan persentase satu hari terbesar sejak akhir September.
Analis mengatakan, ada sedikit pergeseran ke aset yang tidak berisiko, seperti emas, karena produktivitas industri di AS secara mengejutkan mengalami penurunan, sementara indeks dolar juga melemah. Produktivitas non-pertanian AS antara Juli dan September turun 0,3% (yoy). Analis memperkirakan pertumbuhan produktivitas 0,9% selama kuartal itu. Ketidakpastian ekonomi dan politik sepanjang tahun ini telah mendorong kenaikan harga emas sekitar 16%. Logam lainnya, perak naik 0,1% menjadi USD17,61 per ounce, platinum turun 0,1% menjadi USD928,21, dan palladium menguat 0,7% menjadi USD1.790,48.
  • Harga emas di pasar spot naik 0,53% menjadi USD1.491,8 per ounce.
  • Harga emas berjangka naik 0,65% menjadi USD1.493,4 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)