Bursa Siang: Ketidakpastian Stimulus Global Tekan Laju Market Regional, IHSG Ikut Tertekan
Tuesday, January 26, 2021       12:19 WIB

Ipotnews - Tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) masih berlanjut pada perdagangan sesi 1 hari Selasa (26/1). IHSG berakhir di posisi 6.202 setelah terpangkas -0,90 persen (-57 poin).
Indeks LQ45 -1,16% ke 976.
Indeks IDX30 -1,21% ke 525.
Indeks IDX80 -0,91% ke 140.
Jakarta Islamic Indes (JII) -0,20% ke 644.
Indeks Kompas100 -0,84% ke 1,251.
Indeks Sri Kehati -1,17% ke 385.
Indeks SMInfra18 -0,29% ke 315.
Saham Teraktif: , , , , , , .
Saham Top Gainers LQ45: , , , , , , .
Saham Top Losers LQ45: , , , , , , .
Nilai transaksi Rp9,33 triliun. Volume perdagangan sebanyak 125,62 juta lot saham. Investor asing net sell Rp182,95 miliar.
Nilai tukar rupiah drop 0,27 persen ke level Rp14.060 terhadap USD (12.00 PM).
Bursa Asia
Pasar saham Asia dalam tekanan pada perdagangan sesi siang hari Selasa (26/1), karena masih ada kekhawatiran potensi hambatan stimulus fiskal pemerintah USA senilai USD1,9 triliun. Hal ini membebani sentimen, menyeret imbal hasil US Treasury ke posisi terendah dalam 3 pekan terakhir.
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun ke level 1,0414 persen, setelah mencapai level terendah dalam 3 pekan terakhir pada level 1,0300 persen.
Pertanyaannya sekarang adalah kapan bantuan stimulus fiskal akan disetujui dan seberapa besar, kata Christopher Grisanti, Analis pada MAI Capital Management seperti dikutip Reuters.
Analis memperkirakan the Fed tetap mempertahankan kebijakan moneter akomodatif saat menggelar meeting bulanan pada Selasa dan Rabu pekan ini.
"Kami perkirakan meeting the Fed periode Januari akan mengulangi dan memperkuat sikap dovish yang ada, yang masih signifikan mengingat pembahasan tapering baru-baru ini dan pertimbangan lain the Fed untuk menyesuaikan kebijakan," ujar Ebrahim Rahbari, Analis CitiFX seperti dikutip Reuters.
Menurut Ebrahim, kebijakan dovish the Fed adalah pendorong utama aset berisiko dan serta pendangan bearish USD. "Oleh karena itu, Kami terus memantau pertemuan the Fed dan potensi perubahan kebijakan," terangnya.
Market Jepang saham juga ke zona merah. Indeks Nikkei 225 melemah 0,65 persen. Sementara Indeks Topix melorot 0,5 persen. Risalah meeting bulan Desember Bank of Japan menunjukkan sepakat tidak akan ragu untuk mengambil langkah-langkah pelonggaran (moneter) tambahan jika perlu seiring pemantauan dampak covid-19. Sebagian besar anggota bank sentral suku bunga jangka pendek dan panjang akan tetap pada level saat ini atau lebih rendah.
Pasar saham China bergerak lesu. Indeks Shanghai Composite drop 0,57 persen dan Indeks Shenzhen Component terkoreksi 0,886 persen. Sementara pasar saham Hong Kong menyurut. Indeks Hang Seng melemah 0,8 persen.
Indeks Kospi di bursa saham Korea Selatan berkurang 1,14 persen.
Indeks MSCI Asia Pasifik (tidak termasuk pasar saham Jepang) merosot 0,49 persen. Pasar saham Australia libur nasional.
Indeks dolar AS naik tipis ke level 90,401 dari posisi sebelumnya pada level 90,3.
Kurs yen melemah ke 103,73 terhadap USD dibanding level sebelumnya di posisi 103,5.
Nilai tukar dolar Australia melemah di posisi $0,7704 terhadap USD dari level sebelumnya di $0,772.
Minyak
Harga minyak mengendur saat sesi pagi pada perdagangan hari Selasa (26/1) di pasar komoditas Asia, menyerah dari penguatan di sesi sebelumnya karena harapan kepada kesepakatan cepat stimulus fiskal di USA surut. Sementara kasus baru infeksi virus corona secara global terus menanjak.
Minyak WTI drop 5 sen ke harga USD52,72 per barel. Minyak Brent melemah 15 sen ke harga USD55,73 per barel. (pkl 01.35 GMT).
(cnbc/reuters/idx/bloomberg)

Sumber : Admin

berita terbaru