Catat Kinerja Musim Lebaran Yang Baik, Prospek Saham RALS Diinisiasi Ulang
Monday, July 02, 2018       19:30 WIB

Ipotnews - PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk () membukukan penjualan Rp1,04 triliun pada Mei (naik 41.9% yoy), terutama berkat konsumsi Lebaran yang lebih kuat dibandingkan dengan Lebaran 2017, berkat guyuran THR dan Gaji ke-13 dari pemerintah. Alhasil, prospek perseroan dan saham dinilai perlu diinisiasi ulang.
Dengan catatan itu, meraih penjualan kumulatif lima bulan pertama 2018 hingga Mei sebesar Rp3,1 triliun (naik 12.6% yoy) atau mencapai 38% dari target perusahaan dan 39% dari perkiraan Tim Analis Indo Premier Sekuritas. Selain itu, perusahaan juga berhasil mencapai kinerja pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko (same store sales growth/SSSG) hingga Mei sebesar 9,3% berbanding Januari-Mei 2017 sebesar 4,8% dan Januari April 2018 yang negatif 0,8%, terutama didukung oleh penjualan di Jawa (di luar Jakarta) dengan SSSG sebesar 14%.
"Secara keseluruhan, kinerja hingga Mei 2018 masih sejalan dengan perkiraan konsensus kami untuk keseluruhan tahun 2018," demikian catatan Indo Premier.
Kenaikan kinerja pada musim Lebaran ini juga berkat pemberian THR yang lebih besar kepada pegawai negeri sipil, di samping juga haji ke-13. Seperti diketahui, THR tahun ini akan sama dengan satu bulan take home pay, dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya gaji pokok.
Selain peningkatan THR ini, pegawai negeri juga akan menerima gaji ke-13 pada Juli, serta pembayaran subsidi pemerintah untuk keluarga berpenghasilan rendah, yang semuanya merupakan target pasar Ramayana.
Tidak seperti tahun lalu, pemerintah juga meyakinkan publik bahwa THR akan didistribusikan tepat waktu tahun ini. Peningkatan besar dalam pendapatan sekali setahun ini membantu mendorong penjualan perseroan.
Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), penjualan ritel secara keseluruhan musim Lebaran ini melonjak 20% (yoy). Pertumbuhan ini terutama disumbang oleh pertumbuhan luar biasa di segmen mode yang tumbuh 60% (yoy) dan kemudian diikuti oleh segmen kosmetik. Selain itu, terlihat peningkatan yang cukup besar dalam volume penjualan di industri secara keseluruhan, karena banyak pengecer mengalami penipisan persediaan stok yang lebih cepat dibandingkan dengan Lebaran 2017 dan 2016.
"Ini berarti bahwa selera konsumen dan pengeluaran mulai meningkat dan kami memperkirakan kinerja positif ini berlanjut sepanjang Juni," tambah catatan riset Indo Premier.
Berdasarkan kinerja itu, Tim Analis Indo Premier mengaku menginisiasi ulang prospek yang kini di rating HOLD dan target harga Rp1.400, yang berdasar pada target P/E sebesar 22,4 kali. Saat ini saham perusahaan diperdagangkan pada P/E 2018 22,2 kali dan EV/EBITDA 14,8 kali.
"Kami masih optimistis dengan kinerja dan inisiatif perusahaan di masa mendatang. Namun dengan mempertimbangkan reli harga saham baru-baru ini, kami percaya bahwa pada valuasi perseroan saat ini, perjalanan pertumbuhan perusahaan untuk tahun ini semuanya sudah masuk dalam perhitungan, tumbuh hampir 40% secara year-to-date."

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Revenue (RpBn)

5,857

5,623

6,156

6,746

7,354

EBITDA (RpBn)

506

516

562

626

702

EBITDA Growth (%)

4.3

2.1

8.7

11.5

12.0

Net Profit (RpBn)

408

407

444

510

585

EPS (Rp)

57

57

63

72

82

EPS Growth (%)

21.4

(0.3)

9.1

15.1

14.5

Net Gearing (%)

(18.1)

(21.5)

(24.9)

(28.6)

(32.4)

PER (x)

24.2

24.3

22.2

19.3

16.9

PBV (x)

3.0

2.8

2.7

2.5

2.3

Dividend Yield (%)

2.1

2.5

2.2

2.4

2.8

EV/EBITDA (x)

17.4

16.5

14.8

12.9

11.1

 Source : , IndoPremier 

 Share Price Closing as of : 29-June-2018 


Sumber : admin

berita terbaru