Data Manufaktur China Positif, Rupiah Menguat 20 Poin Pagi Ini
Tuesday, June 30, 2020       09:59 WIB

Ipotnews - Indeks manufaktur China mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Ini menjadi sinyal pemulihan ekonomi global yang berpotensi mendorong nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip data Ipotnews, Selasa (30/6) pukul 09.35 WIB, kurs rupiah diperdagangkan pada level Rp 14.150 per dolar AS. Posisi tersebut menguat 20 poin dibandingkan posisi penutupan perdagangan pasar uang Senin sore (29/6) di level Rp 14.170 per dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa indeks manufaktur China menunjukkan tanda - tanda perbaikan dibanding sebelumnya. "Ini menjadi sinyal pemulihan ekonomi China yang bisa berdampak pada ekonomi global," kata Ariston saat dihubungi Ipotnews, Selasa (30/6).
Sebagaimana diketahui, Purchasing managers' index (PMI) China. PMI manufaktur China naik ke 50,9 pada bulan Juni, tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Angka ini menguat tipis dari 50,6 di bulan Mei. PMI manufaktur ini lebih tinggi daripada prediksi penurunan ke 50,4.
Sedangkan PMI sektor jasa China melesat ke 54,4 dari sebelumnya 53,6. Ini adalah kenaikan bulanan paling pesat sejak November 2019. PMI composite yang termasuk sektor manufaktur dan jasa China naik ke 54,2 di bulan Juni dari bulan sebelumnya 53,4.
Faktor lain yang bisa mendorong kurs rupiah menguat tipis adalah pernyataan tertulis Gubernur The Fed Jerome Powell baru - baru ini. Ia mengatakan The Fed akan mempertahankan suku bunga sangat rendah dalam jangka waktu lama untuk membantu mempercepat pemulihan ekonomi AS.
"Ini juga bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah," ujar Ariston.
Hanya saja kalaupun kurs rupiah hari ini menguat pada dolar AS, penguatannya tidak akan terlalu besar. Kekhawatiran akan penambahan kasus baru virus korona masih membayangi pelaku pasar.
"Kami perkirakan kurs rupiah hari ini berada di kisaran Rp 14.150 - Rp 14.300 per dolar AS," tutup Ariston. (Adhitya)

Sumber : admin