Dibantu Prospek Kenaikan Suku Bunga BI, Pelemahan Rupiah di Semester II Bakal Termoderasi
Friday, July 01, 2022       15:53 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami pelemahan 4,49% sepanjang Semester I 2022 di level Rp14.903, dari penutupan akhir 2021 di level Rp14.263 per dolar. Pada Semester II 2022, tekanan akan berkurang sehingga pelemahan rupiah akan sedikit termoderasi ke kisaran Rp14.600 - Rp14.750 per dolar AS.
Macroeconomic Analys, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (), Irman Faiz, mengatakan bahwa pelemahan rupiah tak bisa lepas dari sentimen negatif akibat sikap agresif Federal Reserve (The Fed) dalam menaikkkan suku bunga acuan. Tak tanggung-tanggung, The Fed akan menaikkan dengan kisaran agresif antara 50 sampai 75 basis poin.
"Ini akibat tingginya inflasi di AS pada tahun ini," kata Irman saat dihubungi Ipotnews, Jumat (1/7).
Situasi diperparah oleh adanya perang Rusia-Ukraina sejak 24 Februari 2022. Perang ini memicu terjadinya krisis pangan dan krisis energi di dunia. Akibatnya dunia terancam kenaikan inflasi yang bisa berujung perlambatan pemulihan pertumbuhan ekonomi global dari Covid-19.
"Ini menjadi sentimen negatif bagi rupiah sehingga terdepresiasi sepanjang Semester I 2022," ujar Irman.
Pada Semester II 2022, arah pergerakan kurs rupiah sangat tergantung respons Bank Indonesia menyikapi tekanan pada kurs rupiah. Irman sendiri memperkirakan BI akan menaikkan BI7DRR sebesar 100 basis poin secara bertahap pada Semester II 2022. Dengan demikian, BI7DRR akan menjadi 4,5% pada akhir tahun ini.
"Kalau itu terjadi, depresiasi kurs rupiah akan berada di kisaran Rp14.600 - Rp14.750 per dolar AS. Tapi kalau BI tidak menaikkan BI7DRR, kurs rupiah bisa terdepresiasi semakin besar," tutup Irman.
Data Ipotnews menunjukkan, kurs rupiah pada 30 Juni 2022 ditutup pada level Rp14.903 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 4,49% dibandingkan penutupan perdagangan pasar spot pada 31 Desember 2021 yang mencapai Rp14.263 per dolar AS.(Adhitya)

Sumber : admin