Ditanya Investor soal IPO Star Energy, Begini Jawaban Barito Pacific
Friday, October 22, 2021       09:24 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Barito Pacific Tbk () menyatakan bahwa saat ini pihaknya belum akan melaksanakan penawaran umum perdana ( initial public offering /IPO) saham anak usahanya, yaitu PT Star Energy Geothermal. Hal ini sehubungan dengan pertanyaan dari beberapa investor, menyusul pemberitaan mengenai rencana IPO tersebut.
"Masih banyak langkah dan persiapan yang harus dilakukan oleh anak usaha kami, Star Energy Geothermal, jika akan  go public . Saat ini kami belum memiliki tanggal atau waktu yang pasti, dan Barito Pacific baru akan mengambil langkah yang konkret terkait IPO, apabila menurut kami waktunya sudah tepat dan anak usaha dirasakan sudah siap serta telah menyelesaikan seluruh langkah-langkah yang diperlukan," kata Rudy Suparman, wakil presiden direktur Barito Pacific, dalam keterangan tertulis, Kamis (21/10).
Hal itu selaras dan melengkapi hal yang disampaikan sebelumnya saat  public expose  perusahaan tanggal 15 Oktober 2020 bahwa perusahaan optimistis serta memiliki harapan untuk perkembangan bisnis dari Star Energy Geothermal dan hal tersebut bersifat jangka panjang.
Sejauh ini, Star Energy memiliki rekam jejak operasional yang cukup solid. Star Energy mempunyai tiga aset operasional dengan total kapasitas terpasang 875 MW. Aset pertama adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi ( PLTP ) Wayang Windu yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Wayang Windu memiliki kapasitas terpasang 227 MW.
Kemudian, terdapat PLTP Salak di kawasan Bogor dan Sukabumi dengan kapasitas terpasang 377 MW. Terakhir, ada PLTP Darajat di Bandung dan Garut dengan kapasitas 271 MW.
Saat ini, Star Energy sedang membangun pembangkit  binary  di Salak. Pembangkit  binary  dapat meminimalkan  footprint  di lahan konservasi, karena memanfaatkan daerah milik jalan yang sudah ada, dapat mengekstraksi panas dari  hot brine , mengurangi pemanfaatan listrik untuk pemakaian sendiri, dan memerlukan perawatan yang minimal.
Total belanja modal yang disiapkan untuk membangun Salak Binary mencapai US$ 45 juta. Proyek ini sedang dalam masa konstruksi dan diharapkan bisa selesai pada 2022.
Direktur Keuangan Barito Pacific David Kosasih pernah mengatakan, secara total, Star Energy menganggarkan belanja modal ( capital expenditure / capex ) sebesar US$ 100-110 juta tahun ini. Hingga semester I-2021, Star Energy sudah menyerap belanja modal sebesar 25-30% dari total anggaran. "Penyerapan belanja modal pada semester I-2021 baru berkisar 25-30% karena  drilling  baru dilaksanakan pada pertengahan kedua 2021," kata dia.
Selain proyek Salak Binary, Barito Pacific juga mengelola proyek pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU ) Jawa 9 & 10. Proyek ini dijalankan oleh anak usahanya, PT Indo Raya Tenaga. Belanja modal untuk PLTU itu mencapai US$ 3,28 miliar yang akan rampung pada 2025.

Sumber : INVESTOR DAILY