Ipotnews - Harga emas melemah, Senin, karena dolar AS yang stabil membuat logam kuning kurang menarik bagi pembeli di luar negeri, sementara otoritas berusaha meredakan ketakutan investor atas potensi krisis likuiditas di sektor perbankan global.
Harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD1.974,34 per ons, pada pukul 09.03 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat berkurang 0,45% menjadi USD1.992,60, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Senin (27/3).
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata utama, naik 0,1%.
Menenangkan sentimen pasar adalah laporan bahwa First Citizens BancShares Inc dalam pembicaraan lanjutan untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank.
Tekanan baru-baru ini di sektor perbankan dan kemungkinan krisis kredit lanjutan membawa Amerika Serikat lebih dekat ke resesi, kata Presiden Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, Minggu.
Pasar memperhitungkan peluang hampir 87% bahwa the Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Mei, menurut alat FedWatch, CME.
Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi, suku bunga yang lebih tinggi cenderung menghambat investasi di logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Saham Deutsche Bank anjlok, Jumat, di tengah kekhawatiran bahwa regulator dan bank sentral belum menahan guncangan terburuk bagi sektor perbankan sejak krisis keuangan global 2008.
Dealer emas fisik di India dipaksa untuk menawarkan diskon tertajam dalam lebih dari satu tahun untuk memikat pembeli yang tertunda oleh rekor lonjakan harga lokal minggu lalu, sementara krisis perbankan memicu permintaan yang stabil di China, pembeli utama.
Harga perak spot mendatar di USD23,22 per ons, platinum turun 0,2% menjadi USD974,74 dan paladium 0,2% lebih rendah di posisi USD1.413,58. (ef)

Sumber : Admin