Dolar Tertekan Jelang Pemilu Amerika, Stimulus Fiskal Jadi Fokus Investor
Wednesday, October 21, 2020       05:35 WIB

Ipotnews - Dolar AS merosot, Selasa, mencapai level terendah satu bulan terhadap sekeranjang mata uang utama, karena investor menunggu hasil perundingan stimulus fiskal menjelang pemilihan presiden AS dan kasus virus korona melonjak di Eropa.
Indeks Dolar (Indeks DXY) turun untuk hari kedua, dengan mata uang  safe-haven  itu menyentuh 92,991, tingkat terendah sejak 21 September, karena Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan dia optimistis Partai Demokrat bisa mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Presiden Donald Trump terkait bantuan tambahan Covid-19.
Euro, terakhir naik 0,49%, mencapai level tertinggi satu bulan USD1,184 versus  greenback,  setelah melemah 0,1% menjadi USD1,17600 di awal perdagangan London, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Selasa (20/10) atau Rabu (21/10) pagi WIB.
"Kisah stimulus paling optimistis adalah cerita stimulus 'gelombang biru': Biden mendapatkan Gedung Putih, Senat berubah menjadi Demokrat, dan  boom,  kita membuka USD4 triliun hingga USD5 triliun dalam pengeluaran pada 2021, terkait dengan stimulus, beberapa inisiatif Biden tentang infrastruktur, energi hijau dan hal-hal semacam itu," ujar Yousef Abbasi, analis StoneX.
Walau pasar yakin kemenangan Joe Biden akan menghasilkan lebih banyak stimulus fiskal, investor juga waspada terhadap hasil pemilu yang berpotensi berlarut-larut, yang dapat meningkatkan daya tarik  safe-haven  dolar.
"Saat kita mendekati pemilu AS dan dengan infeksi Covid di seluruh dunia meningkat cepat, investor mungkin menahan diri untuk tidak terlibat dalam posisi perdagangan yang besar," kata Charalambos Pissouros, analis JFD Group.
Prancis melaporkan lonjakan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dan Irlandia mengumumkan beberapa pembatasan terberat di Eropa.
Namun, pasar tetap dalam kisaran baru-baru ini dengan volume valuta asing turun di tengah meningkatnya ketidakpastian di Amerika Serikat dan Eropa.
"Pasar mata uang berada dalam pola  wait-and-see  dengan pedagang tidak mau mengambil spekulasi yang besar sebelum risiko peristiwa penting seperti itu," kata Lee Hardman, analis MUFG di London.
Poundsterling merosot 0,07% menjadi USD1,2941. Kepala negosiator Brexit Inggris, David Frost, mengatakan tidak ada dasar untuk melanjutkan prundingan perdagangan dengan Uni Eropa kecuali ada perubahan mendasar dalam pendekatan Brussel.
Ketahanan pound terhadap arus berita negatif tersebut menunjukkan optimisme bahwa kesepakatan pada akhirnya akan tercapai, kata Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar Axi.
"Semoga ada kemajuan yang konstruktif. Rasanya seperti memainkan mesin  pinball,  terpental tapi tidak ke mana-mana akhir-akhir ini," kata Innes.
Di sisi data, pembangunan rumah keluarga tunggal AS melonjak ke level tertinggi lebih dari 13 tahun pada September di tengah rekor tingkat hipotek yang rendah dan migrasi ke pinggiran kota serta daerah kepadatan yang rendah untuk mencari lebih banyak ruang bagi kantor dan sekolah.
"Data itu menunjukkan bahwa konstruksi sedang membara karena ekonomi menjadi normal di tengah krisis Covid-19," kata ANZ Research.
Di tempat lain,  safe-haven  yen naik tipis 0,05% terhadap dolar menjadi 105,4650.
Pada akhir perdagangan di New York, dolar Australia naik menjadi USD0,7064 dari USD0,7062 di sesi sebelumnya. Sementara,  greenback  turun menjadi 0,9064 franc Swiss dari 0,9100 franc Swiss, dan melemah ke posisi 1,3118 dolar Kanada dari 1,3181 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin